KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dollar AS membuat cemas perajin tahu dan tempe nasional. Pasalnya kebutuhan kedelai perajin tahu tempe sebanyak 2 juta ton hampir seluruhnya dipenuhi impor dari Amerika Serikat. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syariffuddin mengatakan, kalau kurs rupiah di kisaran Rp 14.500, harga kedelai di tingkat importir telah mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg). Padahal sebelumnya dihargai Rp 6.750 per kg. "Dengan kenaikan itu kami masih bisa bertahan, tapi bila rupiah mencapai Rp 15.000 maka kenaikan hampir 10% dan kami baru tidak akan tahan," tandasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/7). Bila hal tersebut terjadi, Aip melihat opsi yang bisa dilakukan perajin tahu tempe adalah menaikkan harga jual produk mereka.
Kedelai banyak impor, perajin tahu tempe cemaskan penguatan dollar AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dollar AS membuat cemas perajin tahu dan tempe nasional. Pasalnya kebutuhan kedelai perajin tahu tempe sebanyak 2 juta ton hampir seluruhnya dipenuhi impor dari Amerika Serikat. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syariffuddin mengatakan, kalau kurs rupiah di kisaran Rp 14.500, harga kedelai di tingkat importir telah mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg). Padahal sebelumnya dihargai Rp 6.750 per kg. "Dengan kenaikan itu kami masih bisa bertahan, tapi bila rupiah mencapai Rp 15.000 maka kenaikan hampir 10% dan kami baru tidak akan tahan," tandasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/7). Bila hal tersebut terjadi, Aip melihat opsi yang bisa dilakukan perajin tahu tempe adalah menaikkan harga jual produk mereka.