JAKARTA. Kebutuhan pangan yang tinggi membuat impor pangan masih akan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan pada tahun ini. Walau impor beras menurun, namun penurunan produksi jagung dan kedelai membuat impor pangan melonjak. Bahkan impor kedelai menjadi penyumbang terbesar dalam defisit neraca perdagangan pertanian. Pada semester satu 2014, volume ekspor pangan mencapai 148.031 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 82,865 juta. Sementara volume impornya mencapai 6,9 juta ton dengan nilai impor US$ 2,77 miliar. Tanaman pangan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar yang volumenya mencapai 6,75 ton dengan nilai US$ 2,68 juta. Pada sektor tanaman pangan, kedelai menjadi penyumbang terbesar. Seperti diketahui, swasembada kedelai yang dicanangkan tahun ini mencapai 2,7 juta ton gagal ditengah jalan. Malah harus direvisi hingga tiga kali dan saat ini menjadi 1 juta ton.
Kedelai penyumbang terbesar defisit pangan
JAKARTA. Kebutuhan pangan yang tinggi membuat impor pangan masih akan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan pada tahun ini. Walau impor beras menurun, namun penurunan produksi jagung dan kedelai membuat impor pangan melonjak. Bahkan impor kedelai menjadi penyumbang terbesar dalam defisit neraca perdagangan pertanian. Pada semester satu 2014, volume ekspor pangan mencapai 148.031 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 82,865 juta. Sementara volume impornya mencapai 6,9 juta ton dengan nilai impor US$ 2,77 miliar. Tanaman pangan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar yang volumenya mencapai 6,75 ton dengan nilai US$ 2,68 juta. Pada sektor tanaman pangan, kedelai menjadi penyumbang terbesar. Seperti diketahui, swasembada kedelai yang dicanangkan tahun ini mencapai 2,7 juta ton gagal ditengah jalan. Malah harus direvisi hingga tiga kali dan saat ini menjadi 1 juta ton.