Kegiatan dunia usaha kembali bergairah, begini pandangan pengamat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan Kegiatan Dunia Usaha (KDU) di Kuartal I tahun ini disebabkan oleh faktor musiman. Adanya perlambatan daya beli konsumen yang sudah ditunjukkan sejak awal tahun ini dan libur panjang Hari Raya Lebaran akan menurunkan tingkat KDU Kuartal selanjutnya.

Lana Soelistyaningsih, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), mengatakan bahwa meningkatnya gairah kegiatan dunia usaha di Kuartal I tahun ini disebabkan oleh faktor musiman. Pasalnya, dunia usaha sedang mempersiapkan kedatangan bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran.

Hal itu terlihat dari kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor pangan dan ritel yang naik. SBT pangan naik dari -1,40 ke 2,40 (qtq), sedangkan SBT ritel naik menjadi 2,17 dari -0,12 (qtq).


“Tengok saja, sejak Januari dan Februari, sirup dan kue-kue kalengan sudah banyak dijual di supermarket,” katanya.

Selain itu, kenaikan harga pangan juga menjadi faktor yang memicu kenaikan KDU awal tahun ini. Kenaikan harga tersebut tentu menjadi insentif bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kegiatan usahanya.

Harga cabai yang sempat naik menjadi memicu petani untuk bercocok tanam. “Kendati begitu, dari segi konsumen, sebetulnya ada perlambatan. Sejak awal tahun ini, daya beli konsumen belum juga menunjukkan gairah,” ujarnya.

Jika di kuartal II ini daya beli konsumen masih melambat, bukan tidak mungkin akan terjadi penurunan tingkat KDU di kuartal II. Hal ini berlawanan dengan apa yang diproyeksikan oleh Bank Indonesia (BI). BI justru memprediksi bahwa kenaikan KDU akan berlangsung hingga kuartal II menjadi sebesar 17,99.

“Orang-orang baru akan benar-benar bekerja di Juli karena ada mudik, sehingga dunia usaha tidak akan terlalu sibuk. Perhitungan saya, di kuartal II ini pengusaha hanya akan menjual stok,” sebutnya.

Lana mengatakan bahwa penilaian terhadap naik atau tidaknya KDU tidak bisa dilihat dari kuartal II dan II tahun ini. Hal itu disebabkan karena kuartal I dan II dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman. Tingkat KDU tahun ini hanya dapat dilihat dari kuartal III.

“Jika kita benar-benar ingin melihat perkembangan dunia usaha yang sesungguhnya, kita baru bisa lihat dari kuartal III, karena kuartal I dan II ada efek musiman. Selain itu, membandingkannya juga harus dengan kuartal III tahun lalu (yoy). Jika kuartal III tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, maka itu baru dapat dikatakan ada kenaikan gairah dunia usaha,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto