Kegiatan Dunia Usaha Melambat, Pengamat Beberkan Biang Keroknya



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kegiatan dunia usaha pada kuartal IV-2023 terlihat melambat dari kuartal sebelumnya. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (BI) mengindikasikan, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada kuartal IV-2023 sebesar 13,17% lebih rendah dari 15,65% pada kuartal III-2023.

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita mengatakan bahwa aktivitas usaha sebenarnya memang menunjukkan tren penurunan dan konsisten sejak beberapa kuartal lalu.

Di sektor manufaktur bisa dilihat dari sisi impor, lantaran industri manufaktur Indonesia bergantung pada bahan penolong dan belanja modal dari impor.


"Tren impor tersebut terus turun sejak dua kuartal lalu," ujar Ronny kepada Kontan.co.id, Kamis (18/1).

Baca Juga: Geliat Dunia Usaha Diprediksi Makin Melaju di Kuartal I-2024

Secara umum, konsumsi rumah tangga Indonesia juga kurang bergairah lantaran cenderung tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi. Meski diguyur dengan berbagai macam bantuan sosial (bansos), kondisi tersebut tidak permanen dan tidak menggambarkan kondisi permintaan yang sesungguhnya.

"Dengan kata lain, tren penurunan aktivitas usaha adalah gambaran dari perekonomian nasional yang memang menurun secara pelan-pelan," katanya.

Sementara itu, potensi kenaikan permintaan di masa lebaran hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, dirinya menduga pada kuartal I-2023 berpeluang melanjutkan tren penurunan pada kuartal IV-2023 meski ada momen lebaran.

Tak heran, beberapa lembaga seperti Bank Dunia dan Bank Indonesia juga ikut mengoreksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024.

"Jadi secara keseluruhan, terlepas dari urusan momentum permintaan di lebaran, Natal, dan tahun baru, misalnya tren pertumbuhan melemah dibanding dengan tahun 2023, sehingga dunia usaha mau tak mau harus menyesuaikan aktivitas bisnisnya di tahun 2024 agar tidak terjadi bubble produksi dan kerugian," katanya.

Di sisi lain, berbagai aturan kebijakan seperti kenaikan pajak di subsektor hiburan yang cukup tinggi juga berpotensi membatalkan sebagian rencana bisnis baru dan juga berpotensi membuat kontraksi di pelaku bisnis yang sudah eksis.

Baca Juga: Kegiatan Dunia Usaha Melambat pada Kuartal IV-2023

"Artinya, sektor hiburan akan ikut terkontraksi atau menurun," katanya.

Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) BSI Kurniawati Yuli Ashari memperkirakan, tren dunia usaha pada tahun ini masih akan sedikit meningkat. Peningkatan tersebut sejalan dengan ruang fiskal untuk memberi stimulus fiskal pada perekonomian yang masih besar, di tengah kenaikan tarif cukai.

"Meski demikian, beberapa risiko seperti investasi yang kemungkinan menurun seiring dengan wait and see akibat pergantian pemerintahan perlu untuk tetap dicermati," kata Nia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi