Kegiatan dunia usaha nasional kembali bergairah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan kegiatan usaha di Kuartal I-2018 meningkat dibanding kuartal sebelumnya.

Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kuartal 1-2018 sebesar 8,23 naik dari kuartal IV-2017 yang hanya 7,40. Kenaikan ini diproyeksi akan terus terjadi hingga kuartal selanjutnya sebesar 17,99.

Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh peningkatan pada sektor pertanian tanaman bahan makanan dan peternakan, serta industri pengolahan.


Tercatat, saldo bersih tertimbang sektor pertanian kuartal I-2018 naik menjadi 2,40 dari kuartal sebelumnya -1,40. Adapun industri pengolahan meningkat dari -0,12 kuartal IV-tahun 2017 menjadi 2,17 di kuartal I-2018.

Khusus untuk sektor industri, terjadi kenaikan Purchasing Manager Index (PMI) menjadi 50,14% yang disebabkan kenaikan volume produksi (52,71%) dan volume pesanan (50,50%).

Kendati begitu, sektor-sektor lainnya mengalami penurunan. Namun jumlah bobot penurunan tersebut tidak signifikan.

Kendati masih kontraksi, penggunaan tenaga kerja pada kuartal I-2018 pun dilaporkan meningkat menjadi -0,88% dari -0,89% di kuartal sebelumnya.

"Untuk tenaga kerja naik di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT 0,81%. Hal itu sejalan dengan peningkatan volume produksi" ujar Yati Kurniati, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Kamis (12/4).

Sejalan dengan peningkatan usaha, jumlah Kapasitas Produksi Terpakai (KPT) pun mengalami kenaikan. KPT awal tahun ini meningkat secara rata-rata 76,27% naik dari 75,05% di kuartal sebelumnya.

"Peningkatan itu terjadi di pertanian dan industri pengolahan karena mereka sudah mulai siapkan stok untuk Ramadan dan lebaran," jelasnya.

Dari sisi keuangan, likuiditas dan rentabilitas pelaku usaha juga baik. Hal itu terlihat dari Saldo Besar (SB) likuiditas pelaku usaha sebesar 34,67% dan rentabilitasnya 36,7%.

"Akses kredit dunia usaha juga terhitung cukup mudah (SB lebih dari 0), dengan SB akses kredit perbankan sebesar 8,45%," imbuh Yati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi