Kegiatan MICE Menggeliat, Begini Dampaknya Terhadap Kinerja Hotel Sahid Jaya (SHID)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) terus menunjukkan perbaikan kinerja di tahun ini. Manajemen SHID memproyeksikan, pemulihan bisnis tersebut akan berlanjut hingga tutup tahun nanti. 

Direktur Utama Hotel Sahid Jaya International Hariyadi Sukamdini mengungkap, salah satu katalis bisnis di tahun ini adalah menggeliatnya kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions. (MICE) di hotel SHID dibandingkan tahun lalu. Termasuk, kegiatan yang berhubungan dengan politik. 

“Kalau untuk SHID di Jakarta, dampaknya bagus sekali, karena banyak kegiatan KPU dan Bawaslu itu lumayan tinggi penggunaannya, kebetulan Hotel Sahid ruang meeting-nya jg ada 34 ruang meeting dari kecil sampai besar. Jadi kegiatan MICE sangat ideal,” ungkap Hariyadi, kepada Kontan.co.id, Minggu (3/12). 


Di sisi lain, rata-rata tingkat okupansi di tahun ini juga sudah jauh meningkat dibandingkan tahun lalu. Pihaknya memperkirakan, tingkat okupansi hingga akhir tahun akan berada di kisaran 70%, sedangkan di tahun lalu itu rata-rata okupansinya di level 60%. 

Baca Juga: Millennium Pharmacon International (SDPC) Targetkan Pendapatan Naik 15% di Tahun 2024

Untuk menghadapi momentum libur akhir tahun, SHID disebut Hariyadi juga sudah menyiapkan berbagai paket bermalam dan kegiatan menarik spesial Natal dan Tahun baru. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan di sisa tahun 2023.

“Di akhir tahun nanti ada acara-acara, dan ada konser Kla Project, gala dinner, dan paket-paket. Desember okupansi akan bagus, biasa Desember itu sepi, tapi melihat kegiatan-kegiatan MICE akan bagus,” jelasnya. 

Pada tahun ini SHID menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 12 miliar. Dana capex tersebut utamanya digunakan untuk renovasi fasilitas hotel, seperti touch up kamar, penggantian karpet, lampu, dan lainnya.

Menilik laporan keuangan kuartal III-2023, pendapatan usaha SHID mencapai Rp 85,34 miliar. Angka ini meningkat 59,35% year on year (YoY) dibandingkan Rp 53,55 miliar pada posisi yang sama tahun lalu. 

Sementara dari sisi bottom line, SHID masih menanggung rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,80 miliar. Namun, angka ini sudah jauh menurun dari semula Rp 35,27 miliar di kuartal ketiga tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi