KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) masih menantikan dorongan dari persetujuan ETF Bitcoin Spot. Harga terpantau masih mandek dan bahkan terkoreksi, meski ETF Bitcoin Sspot telah diperdagangkan lebih dari sepekan. Mengutip Coinmarketcap, Jumat (19/1) pukul 17.30 WIB, harga Bitcoin berada di posisi US$ 41,359. Selama periode 7 hari terakhir, BTC mengalami koreksi sekitar 9,87% dan harganya turun sekitar 3,10% dalam kurun waktu 24 jam. Padahal, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat telah menyetujui produk
exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika pada Rabu (10/1) pekan lalu. Sebanyak 11 produk investasi ETF Bitcoin spot pun sudah resmi diperdagangkan di AS mulai Kamis (11/1).
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, ETF Bitcoin Spot menjadi momen penting bagi pasar kripto di awal tahun 2024. Peristiwa ini sudah lama dinantikan oleh para penggiat kripto di seluruh dunia. Baca Juga:
Dibayangi Berbagai Sentimen Negatif, Pasar Aset Kripto Berpotensi Turun Lebih Lanjut Namun, sayangnya efek jangka pendek belum terlalu meyakinkan yang menyebabkan situasi pasar kripto kembali melemah dengan penurunan harga sejumlah aset terutama Bitcoin. Momen persetujuan ETF kemarin dianggap sebagai
Sell The News, di mana pelaku pasar sudah tidak terlalu bersemangat untuk meramaikan pasar dengan aksi akumulasi. “Euforia seputar ETF telah berkurang akibat banyaknya berita palsu dan hoaks yang beredar dalam beberapa waktu terakhir. Selain itu, penantian lama untuk persetujuan SEC mungkin telah membuat beberapa pelaku pasar mengantisipasi keputusan ini dengan cara "buy the rumor, sell the news,” jelas Fyqieh saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/1). Fyqieh menambahkan, setelah momen ETF banyak kabar negatif yang muncul, mulai dari penolakan Vanguard terhadap ETF Bitcoin hingga penjualan investor Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) terus mengambil keuntungan. Dan juga datang kabar buruk bagi investor bahwa SEC secara resmi menunda keputusan mengenai aplikasi Fidelity ETF Ethereum spot. Di samping itu, faktor makroekonomi juga dapat mempengaruhi harga Bitcoin. Seperti diketahui, pada saat persetujuan ETF, pasar saham global sedang mengalami koreksi, yang dapat berdampak negatif terhadap harga Bitcoin. Fyqieh tak menampik bahwa saat ini memang transaksi kripto pasca satu minggu persetujuan ETF Bitcoin Spot mengalami penurunan. Namun, diperkirakan ETF Bitcoin ini akan memiliki efek positif dalam jangka panjang. “Faktornya, investasi besar yang dilakukan oleh sejumlah manajemen aset yang disetujui bisa membuat pasokan Bitcoin akan berkurang. Terlebih, momen halving semakin dekat. Kelangkaan pasokan Bitcoin bisa berdampak pada kenaikan harga BTC di masa depan,” imbuh Fyqieh. Fyqieh memaparkan, dampak ETF Bitcoin spot dapat memberikan legitimasi dan kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai aset investasi yang sah. Hal ini pada akhirnya dapat menarik lebih banyak investor, baik investor ritel maupun institusi, untuk berinvestasi di Bitcoin. Dengan meningkatnya permintaan Bitcoin dari investor, harga Bitcoin dapat terus naik dalam jangka panjang. Namun, kenaikan harga Bitcoin juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kondisi makroekonomi dan regulasi. Adapun dari sisi kepemilikan, menurut data dari Glassnode, kepemilikan Bitcoin oleh investor ritel dan institusi terus bertambah. Investor ritel menyumbang sekitar 60% dari total kepemilikan Bitcoin, sedangkan institusi menyumbang sekitar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima oleh investor dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Malah Turun Usai ETF Bitcoin Spot Disetujui, Kenapa? Menurut Fyqieh, investor institusi cenderung memiliki modal yang besar dan dapat mempengaruhi harga Bitcoin secara signifikan. Jika investor institusi mulai berinvestasi secara besar-besaran di Bitcoin, hal ini dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin dalam jangka panjang. “Secara keseluruhan, ETF Bitcoin spot merupakan langkah positif bagi perkembangan pasar kripto. ETF Bitcoin spot dapat memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau bagi investor untuk berinvestasi di Bitcoin,” jelas Fyqieh.
Dalam ruang lingkup Indonesia, CEO Tokocrypto Yudhono Rawis menyampaikan bahwa euforia ETF Bitcoin turut dirasakan oleh investor di Tanah Air. Terdapat lonjakan transaksi dan minat yang tinggi dalam periode sebelum dan pasca ETF Bitcoin disetujui SEC. Jumlah transaksi perdagangan kripto di Tokocrypto sendiri, rata-rata tercatat lebih dari US$ 500 juta per bulan selama kuartal keempat 2023. Faktor pendorong jumlah transaksi tersebut dinilai salah satunya berasal dari euforia ETF Bitcoin. “Begitu juga memasuki awal tahun 2024 dan di pekan ETF disetujui volume perdagangan kami melonjak lebih dari 40% dengan transaksi rata-rata US$30 juta,” tambah Yudho. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari