KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi tanah air kembali diramaikan investor asing. Porsi asing perlahan bertambah di instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Salah satu indikasi bahwa investor asing melirik lagi obligasi Indonesia adalah bertambahnya dana asing di pasar SBN. Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) per 18 Januari 2023, dana asing sebesar Rp 795,02 triliun. Jumlah tersebut terus bertambah sejak dua bulan terakhir. Per 30 Desember 2022, total kepemilikan investor asing di SBN sebesar Rp 762,19 triliun. Sementara, posisi dana asing per 30 November sebesar Rp 736,93 triliun.
Baca Juga: Dolar AS Banjiri Pasar, Simak Dampak Ekonomi & Instrumen Investasi yang Layak Koleksi Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan bahwa terjadinya
inflow atau aliran dana masuk ke pasar surat utang domestik karena sentimen rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Data ekonomi AS cenderung mendukung ekspektasi kebijakan the Fed bakal mengurangi agresivitas pada Federal Open Market Committee (FOMC) di Februari mendatang. Di sisi yang berbeda, data ekonomi domestik menunjukan ritme positif antara lain rilis data neraca perdagangan bulan Desember kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 3,89 miliar. Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (17/1) turut menunjukkan kenaikan signifikan minat asing. Secara keseluruhan, dari total penawaran sebesar Rp 59,05 triliun, pemerintah menyerap sebanyak Rp 23 triliun pada lelang tersebut. Dari situ, Deni mengungkapkan, penawaran masuk dari investor asing sebesar Rp 15,37 triliun pada lelang SUN kali ini. Dua pekan sebelumnya, minat investor asing terhadap lelang SUN hanya sebesar Rp 4,31 triliun.
Baca Juga: Investor Asing yang Masuk ke Pasar Perdana SUN Mencapai Rp 15,37 Triliun Jumlah penawaran masuk alias
incoming bids dari investor asing tersebut mayoritas pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun yaitu Rp 11,54 triliun atau 75,11% dari total penawaran masuk. Pemerintah memutuskan tawaran dimenangkan alias
awarded bids sebesar Rp 10,74 triliun atau 46,7% dari total penawaran dimenangkan.
Menurut Deni, kontribusi asing dalam pasar SBN jelas membuat pasar keuangan domestik lebih stabil, sehingga tidak terlalu rentan menghadapi gejolak pasar keuangan global. Dia bilang tidak ada batas wajar bagi kepemilikan asing di obligasi pemerintah karena setiap periode punya karakteristiknya sendiri. "Kehadiran investor non-residen atau investor asing tetap dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan SBN dan membuat harga
yield di pasar semakin kompetitif," ujar Deni saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/1) Kendati demikian, lanjut Deni, prinsipnya semakin tinggi kepemilikan investor domestik, maka Indonesia bisa semakin mandiri untuk pembiayaan pembangunan. Kepemilikan investor asing di pasar SBN domestik sebenarnya juga sudah jauh menurun tajam. Sebelum pandemi hampir mencapai 40%, sedangkan saat ini hanya sekitar 14%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati