KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendidikan menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan pekerjaan, namun belum semua masyarakat menikmati pendidikan formal yang layak dan kesempatan belajar di usia sekolah. Tantangan ini dihadapi oleh sebagian masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) terutama perbatasan negara. Pendidikan Non Formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi salah satu solusi masyarakat perbatasan untuk mengejar ketinggalan mereka dan mendapatkan ijazah. Salah satunya Vivin Darsanti, pengelola PKBM Mutiara Hati, Melawi, Kalimantan Barat ini telah mengelola PKBM sejak didirikan tahun 2009. Menurutnya, masyarakat disini masih banyak yang buta aksara, tamatan SD dan juga lulusan SMP sederajat.
Kehadiran PKBM di Daerah Sebagai Upaya Mengejar Ketertinggalan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendidikan menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan pekerjaan, namun belum semua masyarakat menikmati pendidikan formal yang layak dan kesempatan belajar di usia sekolah. Tantangan ini dihadapi oleh sebagian masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) terutama perbatasan negara. Pendidikan Non Formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi salah satu solusi masyarakat perbatasan untuk mengejar ketinggalan mereka dan mendapatkan ijazah. Salah satunya Vivin Darsanti, pengelola PKBM Mutiara Hati, Melawi, Kalimantan Barat ini telah mengelola PKBM sejak didirikan tahun 2009. Menurutnya, masyarakat disini masih banyak yang buta aksara, tamatan SD dan juga lulusan SMP sederajat.