Kehamilan kosong, apa penyebabnya?



Jakarta. Kegembiraan yang tercipta di awal kehamilan terkadang berubah menjadi kesedihan. Tepatnya, ketika dokter menyatakan kehamilan kosong setelah melihat hasil pemeriksaan USG.

Lalu, bagaimana kehamilan bisa kosong?. Bukankah hasil testpack jelas-jelas menunjukkan tanda positif? Bahkan, saat konsultasi pertama pun, dokter menyatakan positif hamil.

Dikutip dari Tabloid Nakita, Doddy Gultom, dokter spesial kebidanan dan kandungan dari RS Medika Permata Hijau, Jakarta menerangkan kehamilan kosong atau istilah medisnya, blighted ovum, dikenal juga sebagai kehamilan tanpa embrio, yaitu sebuah kehamilan yang semenjak awal pembuahannya memang tidak menghasilkan embrio.


Namun layaknya kehamilan normal, kantung ketuban pada kehamilan kosong tetap terbentuk, demikian pula dengan plasenta. Bahkan, kantung kehamilannya terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, hanya saja sel telur yang telah dibuahi gagal berkembang secara sempurna.

Dengan kondisi itu, berbagai tanda awal kehamilan tetap terlihat seperti yang dialami oleh wanita hamil pada umumnya. Tak heran jika banyak wanita terkecoh dan menduga dirinya hamil, karena memang merasakan tanda-tanda kehamilan seperti pada umumnya.

Bila diamati secara fisik pun, tubuh wanita yang mengalami kehamilan kosong memang mengalami perubahan lantaran kantung kehamilan yang berkembang menjadikan perut terlihat sedikit buncit.

Tak hanya itu, produksi hormon HCG di tubuh wanita juga meningkat. Itulah mengapa, ketika melakukan tes kehamilan, wanita dengan kehamilan kosong juga akan memperoleh hasil positif.

Adanya perubahan hormon pada tubuh juga menyebabkan terjadinya tanda-tanda awal kehamilan, seperti kehamilan normal umumnya, yakni mual muntah, pusing-pusing, sembelit, dan tanda-tanda awal kehamilan lainnya.

Kehamilan kosong umumnya diketahui ketika pemeriksaan kehamilan ke dokter dan melakukan pemeriksaan USG yang biasanya dilakukan saat usia kehamilan menginjak 6—8 minggu. Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan kosong, kecuali dengan pemeriksaan USG.

Akan tetapi, kehamilan kosong ini juga dapat ditandai dengan adanya perdarahan layaknya mengalami gejala keguguran. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.

Jadi, indikasi mengalami kehamilan kosong bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal di usia kehamilan 6—8 minggu. Karena, pada usia tersebut, diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Bila diamati, bentuknya menyerupai lingkaran hitam yang berisi cairan dan tidak tampak bayangan calon janin sama sekali.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab terjadinya blighted ovum. Namun, sekitar 60% disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Dengan kata lain, terjadi kelainan genetis dimana kualitas dan kuantitas sperma serta sel telur tidak baik, sehingga saat terjadi pembuahan, hasilnya tidak berkembang prima.

Penyebab lainnya, infeksi TORCH dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG, serta faktor imunologis, seperti adanya antibodi terhadap janin. Risiko ini juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

(Utami Sri Rahayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto