Keinginan Pemprov DKI kuasai Aetra terganjal



JAKARTA. Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menguasai PT Aetra Air Jakarta tidak bakal semulus upaya mengambil alih PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja). Acuatico Pte Ltd, pemilik mayoritas saham perusahaan air minum itu tidak berniat menjual Aetra Air.

Walaupun banyak tekanan untuk melepas perusahaannya, Meelan Gurung, Presiden Komisaris Aetra, mengungkapkan, hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang datang untuk mengajukan proposal pembelian. "Tidak ada pihak yang mencoba bertanya akan djual atau tidak," ujarnya akhir pekan lalu.

Toh, sekalipun ada yang menawar, pria asal Nepal ini tegas menyatakan, Aetra tidak dijual. Soalnya, dalam lima tahun terakhir, Aetra sudah berinvestasi sangat besar. Terlebih, prospek bisnis air minum di Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, jumlah pelanggan Aetra mencapai 396.052 pelanggan. Sepanjang tahun 1998 sampai 2013, Aetra mengklaim sudah menanamkan modal Rp 1,6 triliun.


Kontrak baru

Apalagi, Presiden Direktur Aetra Air Mohammad Selim menambahkan, perusahaannya juga sudah memenuhi permintaan Pemprov DKI dan PAM Jaya untuk melakukan rebalancing contract. "Kami menyepakati perjanjian renegosiasi kontrak. Jadi, ngapain dijual?," tegas Selim.

Dalam skema rebalancing contract ini, Selim menjelaskan, tak ada lagi konsep full cost recovery. Jika target bisnis tidak tercapai, itu menjadi tanggungjawab Aetra Air. Selain itu, Aetra menurunkan tingkat keuntungan dari 22% jadi 15,82%.

Cuma, Direktur Utama PAM Jaya Sri Widayanto Kaderi bilang, ada opsi untuk membeli Aetra Air setelah kontrak yang baru itu berjalan selama 10 tahun. Tapi sejauh ini belum ada perintah langsung dari Pemprov DKI untuk membeli perusahaan air itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa