JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengejar target pengoperasian pabrik baru tahun depan demi meningkatkan kapasitas ekspor ke pasar-pasar baru yang juga akan dikejar pada tahun ini. SRIL menargetkan paling lambat tahun depan sudah ada kesepakatan dengan pasar baru mereka. “Pasar baru yang kami bidik ada tiga negara di Eropa. Di antaranya ada negara pecahan Uni Soviet. Pertimbangan 3 negara itu karena sudah ada prospek, sudah ada pembicaraan,” kata Corporate Secretary Sri Rejeki Isman Welly Salam, Kamis (4/8). Ia menyatakan, SRIL tidak ingin terlalu menyebar pasar karena secara kapasitas masih belum mampu, sehingga pabrik baru juga harus dikejar bersamaan. Pabrik baru ini nantinya bertujuan untuk mengkhususkan line uniform dengan line fashion. Komposisi kapasitas pabrik yang ada saat ini sendiri 55-56 persen didominasi oleh garmen militer.
Sekadar catatan, kapasitas produksi per divisi di pabrik SRIL saat ini adalah 566 ribu bail per tahun untuk benang, 120 juta m per tahun untuk tenun, 120 juta yard untuk kain, dan 18 juta potong untuk garmen. Diharapkan dengan pabrik baru kapasitas pabrik dapat naik sekitar dua kali lipat. SRIL dengan merek “Sritex”nya untuk lini baju militer sudah diekspor ke 30 negara. Sementara untuk fashion-nya sudah diekspor lebih dari 50 negara karena destinasi pengirimannya yang beragam-ragam. “Dari negara yang existing juga permintaannya cukup tinggi, ekspansi kami didorong oleh permintaan-permintaan yang sudah ada, contohnya dari H&M, Walmart, dan K-mart. Adapun untuk uniform permintaan dikarenakan masalah situasi keamanan di negara-negara yang menjadi pasar kami,” katanya.
SRIL menaruh target untuk pengeluaran modal dan pemasangan mesin sudah selesai pada akhir 2016 sehingga di akhir 2017 sudah beroperasi dengan tingkat optimum, dan 2018 sudah beroperasi normal,