JAKARTA. Sun Life Financial Indonesia menilai, pemegang polis unitlink saat ini tak seperti dulu, yang langsung panik dulu ketika pasar modal panas dingin. Malah, permintaan terhadap produk asuransi yang berbalut investasi ini terus naik. "Penjualan unitlink tetap naik, meski Indeks Harga Gabungan (IHSG) sempat merosot Agustus lalu," kata Elin Waty, Chief Distribution Officer Sun Life Financial, Senin (7/10). Menurut dia, ini saatnya membeli produk unitlink karena harga sedang murah. Harga unitlink memang sempat turun terseret penurunan indeks. Tak terkecuali salah satu produk unitlink Sun Life, Brilliance Aggresive. Harganya sempat tergerus 11%, sejak akhir Juli hingga akhir Agustus lalu ke level Rp 9.714 per unit. Namun, harganya kini memanjat naik ke level Rp 10.497 per unit, naik 8% per 3 Oktober lalu. Alasan permintaan unitlink tetap naik, menurut Elin, lantaran masyarakat sekarang lebih tenang ketika menghadapi pasar modal yang sedang naik-turun. Dia juga yakin, kondisi fundamental atau makro ekonomi Indonesia tetap kuat dan mengembalikan laju pasar modal.
Kejar premi baru, Sun Life memacu unitlink
JAKARTA. Sun Life Financial Indonesia menilai, pemegang polis unitlink saat ini tak seperti dulu, yang langsung panik dulu ketika pasar modal panas dingin. Malah, permintaan terhadap produk asuransi yang berbalut investasi ini terus naik. "Penjualan unitlink tetap naik, meski Indeks Harga Gabungan (IHSG) sempat merosot Agustus lalu," kata Elin Waty, Chief Distribution Officer Sun Life Financial, Senin (7/10). Menurut dia, ini saatnya membeli produk unitlink karena harga sedang murah. Harga unitlink memang sempat turun terseret penurunan indeks. Tak terkecuali salah satu produk unitlink Sun Life, Brilliance Aggresive. Harganya sempat tergerus 11%, sejak akhir Juli hingga akhir Agustus lalu ke level Rp 9.714 per unit. Namun, harganya kini memanjat naik ke level Rp 10.497 per unit, naik 8% per 3 Oktober lalu. Alasan permintaan unitlink tetap naik, menurut Elin, lantaran masyarakat sekarang lebih tenang ketika menghadapi pasar modal yang sedang naik-turun. Dia juga yakin, kondisi fundamental atau makro ekonomi Indonesia tetap kuat dan mengembalikan laju pasar modal.