Kejar Profitabilitas, Blibli (BELI) Perkuat Strategi Omnichannel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli memperkokoh strategi omnichannel untuk mengejar profitabilitas dan meningkatkan efisiensi. Dengan begitu, emiten berkode BELI ini dapat memangkas biaya pemasaran. 

Vice President Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan mengaku sejak awal terbentuk, Blibli fokus pada keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan profitabilitas. 

Apalagi strategi omnichannel yang dimiliki Blibli dinilai dapat meningkatkan efisiensi BELI. Sebab, Yolanda bilang dengan kehadiran toko fisik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat atas produk ekosistem Blibli. 


"Sehingga mengurangi kebutuhan kami untuk melakukan pengeluaran secara besar-besaran untuk melakukan pemasaran juga iklan di media-media eksternal maupun konvensional," tutur dia kepada Kontan.co.id, Jumat (24/3). 

Baca Juga: Strategi Blibli (BELI) Perkuat Seller di tengah Persaingan Ketat E-commerce

Yolanda bilang dengan sinergi dari ekosistem BELI, yakni Tiket.com, Blibli dan Ranch Market dapat memenuhi hampir 90% kebutuhan konsumen. Ini dapat memangkas biaya BELI dalam akuisisi pelanggan. 

"Ini mampu menciptakan retensi pelanggan yang lebih tinggi dan pada akhirnya mengurangi biaya akuisisi pelanggan," kata Yolanda. 

Yolanda mengatakan, strategi lain yang dilakukan Blibli untuk mengejar profitabilitas dengan memperkuat infrastruktur, inovasi layanan serta model bisnis yang terus menyesuaikan perubahan.

Baca Juga: Blibli Invest Ajak Generasi Berani untuk Investasi

Sebagai gambaran, entitas Grup Djarum ini mencatatkan total processing value (TPV) sebesar Rp 40,6 triliun hingga akhir kuartal ketiga 2022. Capaian itu melesat 105% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp19,8 triliun. 

Seiring dengan itu, gross profit before discount (GPBD) konsolidasi emiten berkode saham BELI ini melesat 167% secara tahunan menjadi Rp 1,8 triliun dari Rp 679 miliar. 

Pendapatan bersih Blibli secara konsolidasi  mengembang 98% secara tahunan menjadi Rp 10,5 triliun sepanjang sembilan bulan di 2022 dari Rp 5,3 triliun.  

Kemudian, persentase EBITDA terhadap TPV mencapai -8,5% hingga akhir September 2022. Adapun nilai itu membaik dari -11,3% per September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati