KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) membeberkan alasan memilih penambahan modal lewat skema
private placement dibandingkan
rights issue lantaran perseroan dikejar waktu untuk melunasi utang. Presiden Direktur Bumi Resources Adika Nuraga Bakrie menjelaskan sebelum melakukan
private placement, BUMI telah mengkaji berbagai opsi, mulai dari
destructuring hingga
rights issue yang ditawarkan pada seluruh pemegang saham. "Tapi kita mau mengejar deadline 11 Desember, yang mana proses setelah dikaji macam-macam,
private placement proses yang paling cepat," ucap dia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Selasa (11/10).
Baca Juga: Kantongi Restu Private Placement, Grup Salim Resmi Masuk Bumi Resources (BUMI) BUMI telah resmi mengantongi restu daripada pemegang saham lewat RUPSLB, Selasa (11/10). Sekitar 96,92% pemegang saham menyatakan setuju dan sisanya 3,07% pemegang saham yang tidak setuju. Dalam aksi korporasi ini, BUMI menetapkan harga
rights issue di harga Rp 120 per saham. Adika menjelaskan penetapan harga
private placement menggunakan skema
benchmark reference weighted average dalam 30 hari sesuai dengan kesempatan perseroan dengan calon investor. "90% dari
weighted average dalam 30 hari terakhir senilai Rp 120. Akhirnya ditentukan harga Rp 120 per saham," tutur Adika. Asal tahu saja, Grup Salim atau Anthoni Salim akan turut ambil bagian dalam
private placement ini. Grup Salim akan masuk lewat dua perusahaan cangkang , yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investment (TGIL).
MEL bakal mengambil 85% dari total saham
private placement atau 170 miliar saham BUMI. Sementara TGIL bakal menyerap 15% sisanya atau 30 miliar saham emiten batubara ini. Sementara itu, PT Bakrie Capital Indonesia (BIC) menggenggam 42,50% saham MTEL di bawah kendali Grup Bakrie. Kemudian ada Clover Wide Limited yang punya 15% saham MTEL. Lalu, saham MEL juga dimiliki oleh Mach Energy Pte. Ltd. yang berkedudukan di Singapura sebesar 42,50%. Perusahaan ini ada di bawah kendali Anthoni Salim atau Grup Salim. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi