Kejar target DPK, BTN gandeng Kliring Berjangka Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berupaya menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebagai langkah menopang likuiditas. Salah satu upaya BTN yakni dengan membidik dana dari institusi atau lembaga selain dari nasabah ritel.

BTN aktif memikat institusi, perusahaan maupun lembaga untuk menggunakan fasilitas layanan perbankan, termasuk giro, tabungan maupun menanamkan dananya di surat berharga atau deposito.

Salah satu perusahaan yang digaet BTN adalah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Sinergi antar KBI dan BTN dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama tentang bank penyimpan dana margin. Dalam kerjasama tersebut, BTN wajib memberikan fasilitas penampungan dana margin, dana kliring dan dana jaminan kliring, serta pelaksanaan pembayaran penyelesaian transaksi, baik dengan menggunakan jasa perbankan elektronik (internet banking/ mobile banking) maupun regular.


“Kerjasama ini sangat strategis bagi BTN karena sebagai bank penyimpan dana margin, BTN dapat menampung dana-dana yang berputar di bursa berjangka. Dengan demikian dapat meningkatkan DPK, maupun pendapatan non bunga bagi BTN,” kata Direktur BTN, Oni Febriarto Rahardjo dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (27/2).

Tidak hanya bermitra dengan KBI untuk pengelolaan dana margin, BTN juga dipercaya KBI dalam pemanfaatan jasa dan produk jasa perbankan. Pada nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak disebutkan, BTN juga menyediakan layanan perbankan bagi KBI dan karyawannya, pengelolaan dana operasional korporasi dalam bentuk giro maupun deposito, penyediaan fasilitas kredit/pembiayaan korporasi dalam bentuk kredit investasi.

Selain itu juga kredit modal kerja, kredit sindikasi, pengelolaan dana konsumer bagi karyawan dalam bentuk tabungan dan deposito. Kemudian penyediaan fasilitas kredit/pembiayaan konsumer dalam bentuk kredit pemilikan rumah/apartemen, kredit ringan karyawan, kredit agunan rumah dan fasilitas jasa dan layanan perbankan lainnya dalam bentuk bank garansi, SKBDN, L/C, cash management system, virtual sccount, serta penyediaan treasury line (treasury product).

“Dengan kerjasama ini, kami berharap bisa mengejar target DPK yang kami patok tahun 2019 tumbuh sekitar 12%-15% year on year. Sementara khusus DPK lembaga/institusi kami targetkan bisa tumbuh dikisaran yang sama, terutama yang masuk ke giro dan deposito,” kata Oni.

Pada tahun 2018 lalu, DPK total BTN tercatat sekitar Rp 230 triliun. Sementara DPK lembaga yang terdiri dari giro, giro FLPP dan deposito berkontribusi sekitar Rp 146 triliun. Pertumbuhan DPK lembaga tercatat mencapai 19,77% dibandingkan tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat