JAKARTA. Selain perusahaan BUMN dan sektor sumber daya alam, Bursa Efek Indonesia (BEI) rupanya juga mengharapkan semakin banyak perusahaan debitur-debitur besar perbankan melantai di BEI. Sejumlah upaya pun dilakukan otoritas bursa, di antaranya sosialisasi ke calon-calon emiten tersebut.“Ketiga kelompok ini kan dari segi ukuran cukup besar. Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang mereka tentu butuh dana untuk ekspansi perusahaan. Nah, perolehan dananya kan bisa melalui perbankan atau pasar modal,” ujar Presiden Direktur BEI Ito Warsito, Rabu, (16/2).Ito menambahkan, sosialiasi dan pemberlakukan kebijakan yang kondusif terhadap pelaku pasar diharapkan bisa menarik para calon emiten mencatatkan perusahaannya di BEI. Dalam sosialisasi, pihak bursa juga melibatkan kalangan perbankan. “Untuk target kelompok perusahaan yang merupakan debitur dari bank-bank besar, kami kerjasama dengan bank di berbagai kota," terangnya.Kendati ada kekhawatiran harga saham-saham IPO punya kecenderungan merosot, seperti yang terjadi pada saham EMDE, MBTO, danGIAA, namun Ito optimis target 25 perusahaan yang melakukan IPO tahun ini tercapai.“Banyak faktor yang menyebabkan penurunan harga. Naik dan turunnya harga di bursa itu hal yang normal,” imbuh Ito.
Kejar target IPO tahun ini, BEI bidik debitur perbankan
JAKARTA. Selain perusahaan BUMN dan sektor sumber daya alam, Bursa Efek Indonesia (BEI) rupanya juga mengharapkan semakin banyak perusahaan debitur-debitur besar perbankan melantai di BEI. Sejumlah upaya pun dilakukan otoritas bursa, di antaranya sosialisasi ke calon-calon emiten tersebut.“Ketiga kelompok ini kan dari segi ukuran cukup besar. Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang mereka tentu butuh dana untuk ekspansi perusahaan. Nah, perolehan dananya kan bisa melalui perbankan atau pasar modal,” ujar Presiden Direktur BEI Ito Warsito, Rabu, (16/2).Ito menambahkan, sosialiasi dan pemberlakukan kebijakan yang kondusif terhadap pelaku pasar diharapkan bisa menarik para calon emiten mencatatkan perusahaannya di BEI. Dalam sosialisasi, pihak bursa juga melibatkan kalangan perbankan. “Untuk target kelompok perusahaan yang merupakan debitur dari bank-bank besar, kami kerjasama dengan bank di berbagai kota," terangnya.Kendati ada kekhawatiran harga saham-saham IPO punya kecenderungan merosot, seperti yang terjadi pada saham EMDE, MBTO, danGIAA, namun Ito optimis target 25 perusahaan yang melakukan IPO tahun ini tercapai.“Banyak faktor yang menyebabkan penurunan harga. Naik dan turunnya harga di bursa itu hal yang normal,” imbuh Ito.