JAKARTA. Pemerintah berjanji menyelesaikan tiga masalah utama sektor minyak dan gas dalam waktu sebulan. Penyelesaian tiga masalah itu untuk mempertahankan dan meningkatkan volume produksi minyak nasional (lifting). Tiga masalah itu yakni, Pertama, menyelesaikan masalah rancangan peraturan pemerintah (RPP) mengenai klaim ongkos produksi minyak (cost recovery). Kedua, menyelesaikan masalah produksi minyak di sumur-sumur potensial dan maupun sumur marginal. Ketiga, menyelesaikan masalah pembebasan lahan bagi pipanisasi blok Cepu. "Badan Pertanahan Nasional (BPN) diberi tengat waktu untuk menyelesaikan 20% sisa pembebasan lahan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat terbatas dengan Wakil Presiden Boediono, Kamis (26/8).Masalah lain yang harus dituntaskan adalah penambahan pipa untuk menggenjot kapasitas produksi di Blok Cepu. Pemerintah memberi tempo sebulan bagi pengelola blok Cepu untuk memutuskan apakah menggunakan pipa yang ada milik Pertamina dengan kompesasi atau membangun pipa baru.Pemerintah sudah menargetkan produksi blok Cepu bisa mencapai sebesar 165.000 hingga 185.000 barel per hari pada 2013. Untuk mengejar target itu, Hatta mengatakan penambahan pipa harus dilakukan mulai sekarang. "Sehingga Januari 2011 semua proyek infrastruktur sudah mulai dikerjakan," terang mantan Menteri Sekretaris Negara itu.Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat menambahkan salah satu materi yang juga dibahas dalam rapat adalah soal penurunan produksi minyak rata-rata sebesar 1.000 barel per hari dalam tujuh bulan. Menurut Yopie, hal itu itu segera diatasi pemerintah dan dampaknya tidak terlalu signifikan. "Kalau tujuh bulan average turunnya 1.000 barel per hari bukan satu hal yang besar," katanya. Untuk tahun depan, pemerintah mematok lifting minyak sebesar 970.000 barel per hari. Angka ini hanya naik tipis dari target tahun ini yang sebesar 965.000 barel per hari.
Kejar target lifting, pemerintah tuntaskan tiga problem
JAKARTA. Pemerintah berjanji menyelesaikan tiga masalah utama sektor minyak dan gas dalam waktu sebulan. Penyelesaian tiga masalah itu untuk mempertahankan dan meningkatkan volume produksi minyak nasional (lifting). Tiga masalah itu yakni, Pertama, menyelesaikan masalah rancangan peraturan pemerintah (RPP) mengenai klaim ongkos produksi minyak (cost recovery). Kedua, menyelesaikan masalah produksi minyak di sumur-sumur potensial dan maupun sumur marginal. Ketiga, menyelesaikan masalah pembebasan lahan bagi pipanisasi blok Cepu. "Badan Pertanahan Nasional (BPN) diberi tengat waktu untuk menyelesaikan 20% sisa pembebasan lahan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat terbatas dengan Wakil Presiden Boediono, Kamis (26/8).Masalah lain yang harus dituntaskan adalah penambahan pipa untuk menggenjot kapasitas produksi di Blok Cepu. Pemerintah memberi tempo sebulan bagi pengelola blok Cepu untuk memutuskan apakah menggunakan pipa yang ada milik Pertamina dengan kompesasi atau membangun pipa baru.Pemerintah sudah menargetkan produksi blok Cepu bisa mencapai sebesar 165.000 hingga 185.000 barel per hari pada 2013. Untuk mengejar target itu, Hatta mengatakan penambahan pipa harus dilakukan mulai sekarang. "Sehingga Januari 2011 semua proyek infrastruktur sudah mulai dikerjakan," terang mantan Menteri Sekretaris Negara itu.Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat menambahkan salah satu materi yang juga dibahas dalam rapat adalah soal penurunan produksi minyak rata-rata sebesar 1.000 barel per hari dalam tujuh bulan. Menurut Yopie, hal itu itu segera diatasi pemerintah dan dampaknya tidak terlalu signifikan. "Kalau tujuh bulan average turunnya 1.000 barel per hari bukan satu hal yang besar," katanya. Untuk tahun depan, pemerintah mematok lifting minyak sebesar 970.000 barel per hari. Angka ini hanya naik tipis dari target tahun ini yang sebesar 965.000 barel per hari.