KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan produk domestik bruto (PDB) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2020-2024 mencapai Rp 24.214,5 triliun. Guna merealisasikannya pemerintah berupaya mendorong investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Namun demikian, iklim investasi Indonesia maupun global sedang lesu. Dibutuhkan faktor pendorong lewat insentif fiskal yang mampu menggerek FDI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan FDI belakangan terkendala lantaran ketergantungan Indonesia terhadap sumber daya alam (SDA). Hal tersebut membuat keadaan ekonomi dan current account deficit (CAD) fluktuatif.
Baca Juga: Tingkatkan pemerataan pembangunan, pengembangan kota-kota di luar Jawa di dorong “Pemerintah ingin lebih stabil tapi tetap dengan pertumbuhan yang lebih tinggi. Solusi harus ada reformasi ekonomi,” kata Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (9/10). Pemerintah sudah menetapkan pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2020-2024 berkisar pada 5,4% sampai 6%. Bahkan dalam angka yang moderat, pertumbuhan ekonomi pada 2024, Indonesia hanya mampu tumbuh mencapai pada kisaran 5,4%.