KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan hasil tambang atau smelter tampak mulai menarik di Indonesia. Salah satu perusahaan besar yang telah berkecimpung di industri ini adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Amman Mineral merupakan anak usaha dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan migas dan energi terintegrasi. Mengutip situs resmi Amman Mineral, MEDC bersama PT AP Investment mengakuisisi Amman Mineral pada 2016 dari PT Newmont Nusa Tenggara. Alhasil, kini 100% saham Amman Mineral dimiliki oleh perusahaan dalam negeri. Amman Mineral mengelola Tambang Batu Hijau yang berlokasi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara. Sejak dibuka pada tahun 2000, Tambang Batu Hijau telah memproduksi sekitar 8,78 miliar pon tembaga dan 8,7 juta ons emas. Berkat hasil itu, Amman Mineral mampu menyumbang hingga 95% pendapatan bruto Kabupaten Sumbawa Barat.
Baca Juga: Konglomerat Ramai-Ramai Masuk Bisnis Smelter, Apa Motifnya? Amman Mineral pun turut mengembangkan smelter di Sumbawa dengan kapasitas input sebesar 900.000 ton per tahun yang ditargetkan selesai pada tahun 2023 mendatang. Dalam berita sebelumnya, verifikasi kemajuan pembangunan smelter tersebut telah mencapai 27,56% per Juli 2021, sesuai dengan target minimum pembangunan yang telah disetujui pemerintah. Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau mengaku, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan di luar prediksi menjadi tantangan bagi Amman Mineral untuk menyelesaikan proyek smelter sesuai dengan jadwal yang ditentukan. “Kami akan melakukan yang terbaiki untuk menyelesaikan proyek secepat mungkin,” tutur dia, Kamis (23/12).