KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam upaya memenuhi kebutuhan energi nasional dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menetapkan target ambisius untuk mencapai produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bopd) dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) pada tahun 2030. Target ini akan dicapai melalui peningkatan investasi dan pengembangan besar-besaran dalam sektor hulu migas.
Strategi Peningkatan Produksi: Fokus pada Pengeboran dan Investasi
Untuk mencapai target produksi tersebut, SKK Migas merencanakan kegiatan pengeboran yang agresif. Pada tahun 2024, SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 932 sumur, yang mencerminkan peningkatan sebesar 388% dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Langkah ini menunjukkan komitmen kuat SKK Migas dalam meningkatkan output produksi melalui eksplorasi dan pengembangan sumber daya migas yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Pertamina dan Siemens Energy Teken MoU Peluang Bisnis Percepatan Teknologi SKK Migas juga berupaya meningkatkan investasi dalam sektor hulu migas. Pada tahun 2024, target investasi mencapai US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 242 triliun, yang menunjukkan peningkatan sebesar 17% dibandingkan tahun 2023, di mana investasi tercatat sebesar US$ 13,7 miliar atau sekitar Rp 260 triliun. Peningkatan investasi ini diharapkan dapat mendukung berbagai proyek strategis yang akan dilakukan dalam beberapa tahun ke depan. Selain pengeboran dan investasi, SKK Migas juga menargetkan berbagai proyek strategis yang akan berlangsung hingga tahun 2029. Dengan total investasi sebesar US$ 36,25 miliar atau sekitar Rp 534 triliun, SKK Migas akan mengelola 141 proyek, yang terdiri dari 6 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar US$ 32,47 miliar atau sekitar Rp 487 triliun, serta 135 proyek non-PSN dengan total investasi sebesar US$ 3,78 miliar atau sekitar Rp 57 triliun.
Tantangan dalam Manajemen Rantai Pasokan
Dalam Supply Chain & National Capacity Summit 2024 yang diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyoroti tantangan yang dihadapi industri hulu migas, terutama dalam sektor manajemen rantai pasokan. Industri hulu migas dihadapkan pada kondisi global dan lokal yang sangat dinamis serta kompetitif, sehingga memerlukan strategi yang terintegrasi dan efektif dalam pengelolaan rantai pasokan.
Baca Juga: BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi Dalam rangka menghadapi tantangan ini, SKK Migas menavigasi rencana jangka panjang melalui rantai pasokan terpadu yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas nasional. Pendekatan ini selaras dengan tujuan utama SKK Migas, yaitu mencapai target produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan, serta meningkatkan dampak positif dari industri hulu migas terhadap perekonomian nasional melalui multiplier effect yang lebih luas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .