Kejar Target, Total Bangun (TOTL) Fokus ke Proyek Gedung Industri dan Data Centre



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) berkomitmen untuk mengejar target pendapatan yang telah ditetapkan pada sisa tahun 2024. Perseroan fokus pada pada beberapa sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian kontrak baru.

Sekretaris Perusahaan TOTL, Anggie S. Sidharta mengatakan saat ini, sektor yang paling berkembang meliputi pembangunan gedung hotel, industri, dan pendidikan. Adapun penekanannya akan fokus pada proyek gedung industri dan data center untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

Hingga Juli 2024, TOTL telah membukukan kontrak sebesar Rp 4,1 triliun atau sekitar 91,11% dari target kontrak baru tahun ini yang dibidik sebesar Rp 4,5 triliun.


Sementara itu terkait pendapatan, pada semester I tahun ini, perusahaan mencatatkan pendapatan usaha mencapai Rp 1,43 triliun, yang meningkat 18,32% year on year (yoy). Kemudian laba bersih sebesar Rp 112,65 miliar, meningkat 66,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini juga tercermin dalam laba per saham yang naik menjadi Rp 33,04 dari Rp 19,83.

Dalam hal realisasi belanja modal. Per akhir Juni, TOTL telah menyerap sekitar 30,4% dari total anggaran Rp 10 triliun, yaitu sebesar Rp 3,04 miliar. Rencananya sisa anggaran akan difokuskan untuk pengadaan peralatan proyek, serta IT dan software IT.

Baca Juga: Kontrak Baru Total Bangun Persada (TOTL) Capai Rp 4,1 Triliun Per Agustus 2024

Meski perolehan kontraknya melaju kencang, tetapi Anggie bilang tetap ada tantangan yang dihadapi di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif. Untuk mengatasinya, TOTL berkomitmen untuk menjaga cash flow agar tetap positif, terutama di tengah gejolak politik domestik dan isu geopolitik yang masih menjadi perhatian.

“Kami akan tetap waspada dan prudent dalam strategi kami,” kata Anggie.

Perusahaan juga mencatat bahwa kebijakan pemerintah baru mengenai pembangunan infrastruktur dan properti belum memberikan dampak signifikan terhadap perusahaan. Namun, ia berharap adanya regulasi dan insentif yang mendukung pengembang dapat memperlancar proses penyelesaian proyek.

“Namun tentunya Perusahaan akan tetap menjalankan bisnis dengan kehati-hatian dan terus mengupayakan cash flow tetap positif. Dengan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan, kami yakin industri konstruksi akan mendapatkan nilai tambah, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih