KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Theresa May diperkirakan akan menelan pil pahit kekalahan bersejarah di Parlemen dalam pemungutan suara atas kesepakatan Brexit di Parlemen hari Selasa (15/1), dimana Parlemen Inggris akan mengadakan voting untuk menentukan apakah akan mendukung kesepakatan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa yang telah dicapai May atau tidak. Menghitung waktu tinggal dua setengah bulan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa, kekalahan voting Brexit yang diperkirakan akan terjadi akan menghadapkan May pada berbagai kemungkinan. Mulai dari meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan sama sekali atau mengadakan referendum lain yang dapat menghentikan Brexit. Upaya Perdana Menteri May mempertahankan rencananya ternyata sangat tidak populer di Parlemen Inggris. Kalau misalkan May menghadapi kekalahan dengan selisih suara yang kecil, memungkinkan ia mencoba meyakinkan parlemen lagi. Tapi bila kekalahan itu karena perbedaan 100 suara atau kemungkinan lebih, maka kelahan May ini dilihat sebagai sejarah yang buruk di Parlemen Inggris.
Kekalahan Perdana Menteri May terkait Brexit di Parlemen jadi sejarah terburuk
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Theresa May diperkirakan akan menelan pil pahit kekalahan bersejarah di Parlemen dalam pemungutan suara atas kesepakatan Brexit di Parlemen hari Selasa (15/1), dimana Parlemen Inggris akan mengadakan voting untuk menentukan apakah akan mendukung kesepakatan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa yang telah dicapai May atau tidak. Menghitung waktu tinggal dua setengah bulan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa, kekalahan voting Brexit yang diperkirakan akan terjadi akan menghadapkan May pada berbagai kemungkinan. Mulai dari meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan sama sekali atau mengadakan referendum lain yang dapat menghentikan Brexit. Upaya Perdana Menteri May mempertahankan rencananya ternyata sangat tidak populer di Parlemen Inggris. Kalau misalkan May menghadapi kekalahan dengan selisih suara yang kecil, memungkinkan ia mencoba meyakinkan parlemen lagi. Tapi bila kekalahan itu karena perbedaan 100 suara atau kemungkinan lebih, maka kelahan May ini dilihat sebagai sejarah yang buruk di Parlemen Inggris.