Kekang DOC Hingga Harga Berciap



JAKARTA. Pemerintah tetap melanjutkan program pengendalian pasokan bibit ayam berumur sehari atau day old chicken (DOC). Pasalnya, hingga kini, harga pokok produksi (HPP) ayam di tingkat peternak masih di bawah harga jual.

Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan saat ini harga jual ayam dari peternak masih lebih rendah sekitar Rp 3.000 per kilogram (kg) bobot hidup–Rp 4.000 kg bobot hidup, dibandingkan biaya produksi sekitar Rp 15.000 per kg bobot hidup– Rp 18.000 per kg bobot hidup. "Ini bahaya, kasihan peternak karena besar dampaknya," kata Lutfi, akhir pekan lalu.

Bila harga ayam masih di bawah biaya produksi, para peternak akan terus merugi. Luthfi khawatir, bila peternak terus merugi, ke depan jumlah peternak ayam akan semakin berkurang dan bisa membuat Indonesia tergantung pada impor ayam.


Hartono, Ketua Umum Pusat Informasi dan Pasar Unggas Nasional (Pinsar) menambahkan, dampak pengendalian pasokan DOC belum bisa dirasakan sampai saat ini. Pasalnya, pengendalian pasokan ini baru dimulai pada 15 April 2014. Sementara, butuh waktu lima minggu untuk  membesarkan DOC hingga panen. "Hasil pengendalian baru bisa dilihat saat panen, yakni akhir Mei 2014," kata Hartono, kepada KONTAN, Minggu (4/5).

Meski begitu, selama ini para peternak sudah melakukan berbagai pengendalian secara alamiah untuk mendongkrak harga ayam. Caranya, kata Hartono, peternak memotong seluruh ayam yang dipanen dan menyimpan sebagian daging ayam ini dalam lemari pendingin (cold storage). Ini dilakukan agar pasokan ayam di pasaran tidak terlalu berlebihan.

Hasilnya, kata Hartono, saat ini harga ayam di tingkat peternak sudah sekitar Rp 17.000 per kg bobot hidup, naik dari April lalu yang sekitar Rp 15.500 per kg bobot hidup.

Bila tak ada pengendalian pasokan DOC, Hartono memperkirakan panen ayam hidup di akhir Mei 2014 sekitar 45 juta ekor. Namun, dengan pengurangan pasokan DOC sekitar 15%, panen ayam hidup pada akhir Mei nanti diperkirakan sebanyak 39 juta ekor per minggu.  Dengan pengurangan pasokan ini, "Perkiraannya harga ayam hidup di tingkat peternak bisa naik menjadi Rp 20.000 per kg bobot hidup," kata Hartono.Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi bilang, jika pengendalian DOC tak cukup ampuh untuk membuat harga ayam di tingkat peternak mencapai tingkat keekonomian, pemerintah tak segan untuk mengatur pasokan grand parent stock (GPS) atau bibit indukan ayam.

Untuk diketahui, risiko pengaturan pasokan GPS lebih tinggi ketimbang pengaturan pasokan DOC. Pasalnya, dampak dari pengaturan pasokan DOC relatif lebih pendek ketimbang pengaturan pasokan GPS. Pengurangan pasokan DOC hanya akan berdampak  sekitar dua minggu. Bila pemerintah mengurangi pasokan GPS, efeknya bisa dua tahun kemudian.

Mengutip data Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), impor GPS tahun ini diperkirakan akan mencapai 725.000 ekor, naik 11,53% dari kebutuhan GPS 2013 yang mencapai 650.000 ekor.

Bayu bilang, pengaturan pasokan dan harga DOC dilakukan untuk menyelamatkan peternak ayam rakyat. Menurutnya, dalam dua hingga tiga tahun terakhir peternak ayam rakyat makin terjepit.

Pasalnya, kata Bayu dalam satu tahun peternak ayam rakyat harus menanggung kerugian selama tujuh bulan, dan hanya menikmati untung selama lima bulan. "Kami ingin peternak tidak terlalu besar kerugiannya, sehingga tidak harus menaikkan harga terlalu tinggi saat permintaan naik seperti ramadhan atau lebaran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi