Kekayaan Pemilik Dior dan Gucci Mengalami Penurunan Senilai US$14 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa lalu, miliarder yang berada di balik beberapa merek fashion ikonik dunia mengalami penurunan signifikan dalam kekayaan mereka setelah investor kecewa dan menjual saham barang-barang mewah.

Hal ini menjadi sorotan utama di pasar saham, terutama bagi mereka yang berinvestasi dalam sektor barang mewah.

Bernard Arnault dan Penurunan Saham LVMH

Bernard Arnault, pendiri dan CEO LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, memiliki hampir 49% saham Dior dan perusahaan induk Sephora. Pada hari Selasa, saham LVMH anjlok hingga 7% di Paris, mengurangi nilai kepemilikannya sebesar sekitar US$13 miliar sebelum akhirnya menyusut menjadi penurunan sebesar 3%.


Pada penutupan pasar pada hari Senin, Arnault menduduki peringkat keempat sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih mencapai US$197 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Baca Juga: LVMH Menandatangani Kesepakatan Sponsor Utama dengan F1, Menggantikan Rolex

Sebelumnya, ia merupakan orang terkaya di dunia, tetapi permintaan yang menurun untuk barang-barang mewah di China telah menurunkan harga saham LVMH sebesar 11% tahun ini, dan mengurangi kekayaannya lebih dari US$10 miliar.

François Pinault dan Kering

Salah satu dari dua orang di daftar miliarder Bloomberg yang mengalami kerugian besar tahun ini adalah François Pinault, pendiri Kering yang memiliki Gucci dan Balenciaga. Saham Kering jatuh hingga 8% pada hari Selasa, yang mengurangi nilai sekitar 41% kepemilikannya lebih dari US$1 miliar, sebelum menyusut menjadi penurunan sebesar 5%.

Pada penutupan hari Senin, Pinault berada di peringkat ke-83 dalam daftar kekayaan dengan total kekayaan US$24 miliar, turun lebih dari US$11 miliar tahun ini.

Kerugian di Sektor Mewah yang Lebih Luas

Penurunan harga saham tidak hanya terjadi pada Arnault dan Pinault, tetapi juga mempengaruhi nama-nama besar lainnya di industri barang mewah. Keluarga Dumas, yang sebagian besar kekayaannya diperkirakan mencapai US$150 miliar berasal dari saham Hermès, mengalami penurunan sebesar 3% pada hari Selasa.

Keluarga Johann Rupert, mantan CEO Richemont, yang mengandalkan sebagian besar kekayaan mereka yang mencapai US$14 miliar dari perusahaan yang menaungi Cartier dan Piaget, juga mengalami penurunan 3%.

Baca Juga: Kekayaan Bernard Arnault, CEO Konglomerat Barang Mewah LVMH Rontok

Meskipun CEO Moncler, Remo Ruffini, tidak cukup kaya untuk muncul dalam daftar Bloomberg (seseorang di peringkat terendah memiliki kekayaan hampir US$6,4 miliar), Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai US$3,4 miliar, dan saham pembuat jaket ski tersebut juga mengalami penurunan sebesar 3%.

Meskipun Chanel tidak diperdagangkan secara publik, daftar Bloomberg menunjukkan bahwa pemilik bersama Alain dan Gérard Wertheimer masing-masing bernilai sekitar US$46,6 miliar pada penutupan hari Senin. Mengingat penurunan valuasi di banyak merek mewah lainnya pada hari Selasa, kemungkinan besar nilai kekayaan mereka kini juga berkurang.

Penyebab Penurunan

Penjualan besar-besaran ini dipicu oleh konferensi pers dari perencana ekonomi China yang tidak merinci rencana stimulus mereka.

Janji pemotongan suku bunga, regulasi bank yang lebih longgar, dukungan likuiditas, dan bahkan dana stabilisasi saham sebelumnya telah meningkatkan pasar secara global. Ketidakpastian ini menyebabkan investor panik dan menjual saham-saham barang mewah.

Selanjutnya: Dongkrak Bisnis Non Batubara, Simak Strategi Emiten dan Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Agritech Koltiva Bantu Rantai Pasokan Produk Pertanian Bisa Terlacak

Editor: Handoyo .