JAKARTA. Penguatan kurs dollar Amerika Serikat (AS) menggerus nilai kekayaan penduduk dunia. Credit Suisse dalam riset terbaru bertajuk "Global Wealth Report 2015" menyebutkan, kekayaan penduduk dunia tahun ini ini turun 4,7% atau berkurang US$ 12,42 triliun.

Asal tahu saja, merujuk riset lembaga keuangan asal Swiss tersebut, tahun ini total jumlah kekayaan penduduk dunia  mencapai sekitar US$ 250,15 triliun. Riset Credit Suisse ini dilakukan pada periode Juni 2014-Juni 2015.

Kurs sejumlah negara yang melemah terhadap dollar AS menjadi biang penurunan nilai kekayaan. Contoh, di kawasan Asia Pasifik, jumlah kekayaan penduduknya tercatat sebesar US$ 45,96 triliun, atau turun 10,4% dari tahun lalu. Kurs negara kawasan tersebut pada tahun ini umumnya melemah terhadap dollar AS.

NHM Dukung Siswa SMK Halmahera Utara Belajar Langsung Dunia Tambang di Gosowong

Tidjane Thiam, Chief Executive Officer (CEO) Credit Suisse menyebutkan, dari total penduduk dunia, yang masuk katagori orang sangat kaya dengan minimum kekayaan US$ 50 juta, tahun ini berjumlah 120.000 orang.

China menjadi penyumbang terbanyak orang kaya baru. Pertumbuhan harga saham di China periode Juni 2014–Juni 2015 yang mencapai 150%, telah menambah jumlah populasi orang super kaya di dunia sebanyak 8%.

Nah, jika menggunakan kategori nilai kekayaan mulai dari US$ 1 juta, Indonesia masuk dalam 20 besar negara yang memiliki populasi orang kaya terbesar di dunia. Catatan Credit Suisse, sebanyak 98.000 orang di Indonesia memiliki kekayaan di atas US$ 1 juta. Jumlah tersebut tidak berubah dibandingkan dengan angka tahun lalu.

Credit Suisse menambahkan, bila memakai mata uang rupiah, kekayaan penduduk Indonesia sejak krisis 2008 hingga saat ini rata-rata naik 5,5%. Namun, hasil berbeda jika menggunakan dollar AS sebagai pembandingnya.

Dalam risetnya, Credit Suisse tak menyebut nilai kekayaan penduduk Indonesia, termasuk total kekayaan 98.000 orang kaya di Indonesia tersebut. Hanya saja, pemerataan kemakmuran di Indonesia memang masih timpang.

Lembaga keuangan asal Swiss itu mencatat, sebanyak 92% penduduk Indonesia memiliki kekayaan di bawah US$ 10.000. Sementara secara global, rata-rata penduduk pemilik kekayaan di bawah US$ 10.000 mencapai 71% dari total populasi penduduk.