Kekeringan ganggu produksi, harga jagung pakan naik jadi Rp 5.000 per kg



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kering yang panjang dan esktrem berdampak pada produksi jagung. Harga jagung untuk pakan dilaporkan mengalami kenaikan ke kisaran Rp 5.000 - Rp 5.4000 per kilogram di tingkat pabrik.

Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola menyampaikan kenaikan harga ini disebabkan sulitnya pasokan yang disebabkan oleh kekeringan.

"Produksi bulan ini memang rendah karena hanya ditanam di area lahan tadah hujan, bukan di lahan kering, tapi karena terdampak kekeringan yang agak esktrem dan panjang, jadi air tanah di sawah juga tidak memungkinkan, ini akan berpengaruh ke produksi," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/9).


Akibatnya, harga jagung jadi melampaui patokan harga yang telah ditetapkan dalam aturan Harga Eceran Tertinggi oleh Kementerian Perdagangan di kisaran Rp 2.500 - Rp 3.150 per kilogram.

Menanggapi kondisi kekeringan tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto menyatakan pihaknya telah melakukan mitigasi untuk menangani potensi keringnya lahan tadah hujan untuk ditanami jagung.

"Jagung sudah mendominasi lahan sawah setelah dua kali tanam padi," jelasnya singkat.

Asal tahu, berdasarkan Outlook Tanaman Pangan dan Hortikultura 2017 Kementerian Pertanian, produksi jagung tahun ini pun diperkirakan masih meningkat sebesar 2,35% menjadi 28,6 juta ton. Angka ini dengan memperkiraan luas panen 5.2 juta hektare (ha) dan produktivitas sebesar 54,83 kuintal per ha.

Adapun dalam beberapa tahun terakhir, produksi jagung nasional pada periode 2013 - 2017 meningkat rata-rata 8,02% per tahun. Produksi jagung pada 2016 sebesar 23,58 juta ton, meningkat sekitar 20,22% dari tahun sebelumnya. Sementara di 2017 produksi jagung kembali meningkat sebesar 18,55% menjadi 27,95 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti