Kekeringan melanda Jawa Timur



PASURUAN. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, ada 24 Kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur dilanda kekeringan karena diprediksi musim kemarau akan terjadi lebih lama yaitu hingga bulan November.

"Tahun 2014 sebanyak 624 desa yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota mengalami kekeringan. Sedangkan pada tahun ini desa yang mengalami kekeringan berkurang sekitar 33 desa, namun untuk wilayah Kabupaten bertambah menjadi dua wilayah yaitu di Madiun dan Lumajang karena diprediksi musim kemarau akan terjadi lebih lama," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, di Pasuruan, Kamis.

Ia mengatakan, peta area kekeringan tersebar merata di seluruh Jawa Timur, mulai dari Pulau Madura, kawasan Tapal Kuda atau Jawa Timur bagian timur hingga kawasan Mataraman atau Jawa Timur bagian barat karena musim kemarau yang sebelumnya hanya terjadi 4,5 bulan, kini diprediksi akan lebih lama menjadi 6 bulan.


"Sebanyak 7 desa di Kecamatan Sartan di Madiun dan Lumajang yang menjadi perhatian kami karena merupakan wilayah baru yang terdampak kekeringan, sehingga kami sudah menyiapkan anggaran sebanyak Rp 3,3 miliar untuk mendistribusikan air bersih maupun pembangunan tandon air ke beberapa desa yang mengalami kekeringan," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, di Jawa Timur wilayah Kabupaten/Kota yang masuk dalam kategori kekeringan adalah di Bojonegoro. Selebihnya masuk dalam kategori masih persiapan dalam kekeringan, seperti di wilayah Madiun dan Lumajang yang masih tergolong baru dilanda kekeringan.

"Bantuan air bersih atau drooping ini ada beberapa ketentuannya, jika jaraknya satu kilometer hingga tiga kilometer, maka akan menjadi tanggungjawab dari pemerintah Kabupaten/Kota tersebut, namun jika lebih dari tiga kilometer, maka provinsi juga harus ikut membantu masyarakat yang kekurangan air bersih," paparnya.

Menurut dia, untuk mengatasi kekeringan, maka bisa dilakukan dengan memperbanyak penampung air "geomembrane" karena terbukti bisa mengatasi kekeringan. Selain memperbanyak membangun sumur resapan di daerah kekeringan, pemerintah juga harus berperan aktif untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar.

"Luasan daerah Jawa Timur sekitar 47 kilometer persegi dan rata-rata per kilometernya terdapat 700 orang. Dengan demikian tekanan terhadap alam luar biasa, sehingga perlu adanya penjagaan kondisi lingkungan sekitar dengan menanam pohon yang mampu menahan dan menyimpan air, seperti pohon sengon," tuturnya.

Ia meminta kepada Perhutani, Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Kehutanan merumuskan kembali fungsi hutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar masyarakat tidak menebang pohon hutan sekaligus meningkatkan peran hutan sebagai penyimpan air untuk mengurangi kekeringan di masa mendatang. (Zumrotun Solichah/Laily Widya Ari Shandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia