JAKARTA. Kekeringan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat panen kedelai terancam gagal. Hal tersebut berdampak pada permintaan minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang terus meningkat. Selasa (3/7) harga CPO menyentuh level tertinggi sejak 30 Mei. Harga CPO di bursa derivatif Malaysia pengiriman September kemarin (3/7) sampai pukul 15.30 WIB menguat 0,3% di RM 3.118 pukul 15.30 WIB. Rally harga CPO sudah terjadi sejak 3 hari terakhir pasca CPO berhasil melewati level 3.000-an. Cuaca panas dan kering di Amerika Serikat (AS) merusak tanaman. Akibatnya, suplai minyak goreng pun berkurang. Menurut Departemen pertanian AS, produksi kedelai sebagai barang pengganti CPO turun 53% pada akhir minggu dan turun 66% dari tahun sebelumnya. “Semua bermuara dari cuaca,” tegas Dhony Khor, Senior Vice Presiden for futures and options OSK Holdings Bhd seperti dikutip Bloomberg. Dia menambahkan selama cuaca masih panas harga masih akan bertahan di level ini.
Kekeringan memanaskan harga CPO
JAKARTA. Kekeringan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat panen kedelai terancam gagal. Hal tersebut berdampak pada permintaan minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang terus meningkat. Selasa (3/7) harga CPO menyentuh level tertinggi sejak 30 Mei. Harga CPO di bursa derivatif Malaysia pengiriman September kemarin (3/7) sampai pukul 15.30 WIB menguat 0,3% di RM 3.118 pukul 15.30 WIB. Rally harga CPO sudah terjadi sejak 3 hari terakhir pasca CPO berhasil melewati level 3.000-an. Cuaca panas dan kering di Amerika Serikat (AS) merusak tanaman. Akibatnya, suplai minyak goreng pun berkurang. Menurut Departemen pertanian AS, produksi kedelai sebagai barang pengganti CPO turun 53% pada akhir minggu dan turun 66% dari tahun sebelumnya. “Semua bermuara dari cuaca,” tegas Dhony Khor, Senior Vice Presiden for futures and options OSK Holdings Bhd seperti dikutip Bloomberg. Dia menambahkan selama cuaca masih panas harga masih akan bertahan di level ini.