Kekhawatiran inflasi AS mereda, harga emas spot turun 0,7% di pekan ini



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Harga emas berbalik melemah pada perdagangan akhir pekan karena dolar Amerika Serikat (AS) tampil perkasa. Ini membuat emas berada di jalur penurunan kedua secara berturut-turut. 

Jumat (11/6), harga emas spot anjlok 1,1% dan ditutup di level US$ 1.877,53 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot ambles 0,7%. 

Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 koreksi 0,9% menjadi US$ 1.879,6 per ons troi. Di pekan ini, emas berjangka sudah turun 0,7%. 


Pelemahan emas datang usai indeks dolar AS naik 0,6% dan meredupkan daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Mengingat, emas menjadi lebih mahal untuk dimiliki. 

Commodity Strategist TD Securities Daniel Ghali mengatakan, kegagalan emas untuk menembus di atas US$ 1.900 per ons troi terjadi karena data non-farm payrolls dan CPI AS menunjukkan kekhawatiran lonjakan inflasi berkurang dan membuat aset lindung nilai kehilangan momentum.

Baca Juga: Berkilau, harga emas spot melampaui level US$ 1.900

"Akibatnya, kemunduran emas akan terungkap," kata Ghali, menambahkan bahwa sementara mungkin ada pelemahan jangka pendek ke US$ 1.850 per ons troi. Tetapi, harga emas dalam jangka menengah tetap didukung oleh kebijakan bank sentral yang dovish untuk jangka waktu yang lama.

Data pada hari Kamis menunjukkan, harga konsumen AS bulan Mei naik tajam. Tetapi analis mengatakan, lonjakan kemungkinan "sementara" dan karena itu kekhawatiran atas pengetatan kebijakan Federal Reserve telah surut.

Pelaku pasar sekarang mengamati pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang akan digelar minggu depan.

Ekspektasi bahwa The Fed akan tetap berpegang pada "inflasi adalah skenario sementara" tinggi, tetapi perbaikan pasar tenaga kerja baru-baru ini dan angka inflasi yang "panas" meningkatkan risiko bahwa bank sentral akan kurang dovish, kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, dalam catatannya.

Selanjutnya: Wall Street ditutup menguat untuk menutup pekan yang lesu, S&P 500 rekor lagi

Editor: Anna Suci Perwitasari