KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (15/3). Sentimen kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) tidak lagi begitu menekan rupiah. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati bahwa pelaku pasar yakin bahwa sektor keuangan di Indonesia masih aman dari dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank di AS. Sektor keuangan masih berada dalam situasi yang sangat baik dengan pergerakan modal asing menuju
emerging markets. "Ini terbukti dari derasnya modal asing yang sudah masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah," tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (15/3).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat di Perdagangan Kamis (16/3) Sebagai informasi, pada bulan Februari 2023, modal asing masuk ke pasar finansial sebanyak US$ 22,9 miliar. Rinciannya untuk pembelian saham di Indonesia ada US$ 4,9 miliar dan pembelian obligasi sebesar US$ 17,9 miliar. Hal tersebut menimbulkan harga obligasi jadi lebih baik dan
yield menurun. Secara bersamaan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$ 3,87 miliar. Surplus pada Februari ini tercatat sebesar US$ 5,48 miliar. Angka surplus ini berada di atas konsensus para ekonom yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar US$ 3,2 miliar. Ibrahim menuturkan, surplus Februari ini sekaligus memantapkan rekor surplus 34 bulan beruntun sejak Mei 2021. Ini akan tampak dari sisi sektor riil. Di sisi lain, lanjut Ibrahim, kasus SVB kemungkinan tidak akan besar dampaknya seperti kejatuhan Lehman Brothers di tahun 2008 yang membuat krisis ekonomi global. Dunia percaya AS bisa stabilkan sektor keuangannya karena akan berpengaruh terhadap sektor keuangan global yang saat ini masih bergejolak akibat operasi khusus Rusia ke Ukraina yang sampai saat ini masih kusut.
Baca Juga: Jelang Hasil RDG BI, Cermati Pergerakan IHSG Kamis (16/3) Walaupun tidak ada afiliasi yang terjadi pada sektor keuangan Indonesia dengan SVB, kebangkrutan ini tetap harus jadi hal yang perlu diperhatikan. Kalau melihat dari rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio Indonesia masih cukup tinggi sebesar 234% dibandingkan dengan negara lainnya yaitu Amerika Serikat (AS) 148%, Jepang 135%, dan China 132%. "Tapi kita enggak boleh lengah tetap harus waspada dan perhatikan risiko bersama," ujar Ibrahim. Sementara, Dolar AS berusaha untuk stabil di Asia pada hari ini, karena investor memutar kembali taruhan pada penurunan suku bunga AS dan ketakutan akan krisis perbankan surut. Meskipun kenaikan yang menjulang di Eropa membuat euro memiliki pijakan yang kuat. Bank Sentral Eropa akan bertemu pada hari Kamis (16/3) dan pasar berpikir kemungkinan kenaikan 50 basis poin, sikap yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pedagang dari Federal Reserve AS minggu depan. Saham perbankan melambung dan obligasi serta suku bunga berjangka telah mengembalikan sebagian dari keuntungan besar yang mereka catat setelah runtuhnya tiga bank AS dalam hitungan hari.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,09% ke Level Rp 15.365 Per Dolar AS Pada Rabu (15/3) Harga konsumen AS yang tercermin dari Consumer Price Index (CPI) juga meningkat kuat di bulan Februari. CPI menunjukkan penurunan 0,4%, menjadi 6%. Angka ini lebih rendah dari pada laporan di Januari 2023, senilai 6,4%. Rilis data ini menjaga tekanan pada pembuat kebijakan untuk menahan inflasi.
Dalam perdagangan hari ini, Rabu (15/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.382 per dolar AS atau menguat tipis 0,02% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.385 per dolar AS. Sejalan, kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ada di level Rp 15.365 per dolar AS. Rupiah Jisdor BI menguat 0,09% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.380 per dolar AS. Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp 15.350 per dolar AS - Rp 15.420 per dolar AS di perdagangan besok, Kamis (16/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati