Kekhawatiran meningkat akibat tapering dan Evergrande, CDS Indonesia ikut naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, persepsi risiko terhadap Indonesia kembali naik. Hal ini tercermin dari ikut naiknya level Credit Default Swap (CDS). 

Merujuk Bloomberg, level CSD Indonesia untuk tenor 5 tahun berada di 80,20 pada Selasa (21/9). Angka tersebut naik tajam dibanding posisi akhir pekan lalu yang masih di level 69. Begitupun level CDS Indonesia untuk tenor 10 tahun yang juga naik menjadi 138,78 pada Selasa (21/9) dibandingkan akhir pekan lalu yang masih 133,49.

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menyebut, para pelaku pasar memang tengah mengalihkan aset mereka ke safe haven sejak akhir pekan lalu. Penyebabnya adalah pasar tengah wait and see menantikan seperti apa sikap The Fed pada FOMC Meeting pekan ini.


Baca Juga: Kenaikan CDS Indonesia diprediksi hanya sesaat saja

Di saat yang sama, muncul sentimen terjadinya gagal bayar Evergrande, sebuah perusahaan properti besar di China. Menurut Yudha, memang masih terlalu dini untuk melihat dampak yang ditimbulkan oleh kasus Evergrande. Namun, setidaknya, kasus ini menambah ketidakpastian di pasar beberapa hari terakhir.

“Alhasil, di tengah isu tapering dan Evergrande ini, investor lebih memilih pegang uang tunai dan menjual aset mereka. Tak pelak, CDS Indonesia pun mengalami kenaikan,” kata Yudha kepada Kontan.co.id, Rabu (22/9).

Lebih lanjut, Yudha meyakini dampak dari Evergrande tidak akan berlarut-larut. Apalagi, pemerintah China juga tidak akan tinggal diam dan segera melakukan intervensi mengenai permasalahan ini. Oleh sebab itu, dia mengingatkan investor tak perlu panik, cukup mewaspadai dan terus mengamati perkembangannya. 

Baca Juga: Dampak kasus Evergrande, lelang sukuk mengalami penurunan penawaran

Dus, dia pun meyakini kenaikan CDS hanya bersifat sementara saja. Efek tapering pun sebenarnya sudah priced in di pasar sejak beberapa waktu lalu. Ditambah lagi, fundamental Indonesia saat ini juga sudah cukup baik. 

Mulai dari mendapat katalis positif akibat naiknya harga komoditas, data-data ekonomi yang lebih solid, penanganan pandemi yang mulai memperlihatkan penurunan kasus harian, serta vaksinasi yang bisa mencapai 1 juta dosis per hari. 

“Tapi yang perlu diingat, risiko terbesar yang membayangi saat ini masih seputar Covid-19, apalagi dengan pelonggaran kegiatan ditakutkan akan ada kembali lonjakan kasus pada akhir tahun nanti,” imbuh Yudha.

Oleh sebab itu, ia meyakini kunci terkendalinya level CDS Indonesia adalah dengan tidak ada lonjakan kasus Covid-19 pada akhir tahun. Jika terjadi outbreak, maka nantinya pemerintah harus kembali melakukan pembatasan aktivitas masyarakat yang dapat meningkatkan kembali risiko investasi dan berujung pada naiknya level CDS Indonesia.

Baca Juga: Kenaikan IHSG diprediksi berlanjut pada Kamis (23/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati