KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,36 poin ke level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda diperkirakan akan lanjut menguat terbatas pada Kamis (6/2). Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah terjadi seiring pelemahan dolar AS karena meredanya kekhawatiran perang dagang. "Rupiah juga didukung oleh data PDB kuartal IV 2024 Indonesia yang secara umum lebih baik dan menunjukkan pertumbuhan yang masih di atas 5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2).
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.293 Per Dolar AS di Hari Ini, Yen Paling Perkasa Untuk besok, investor menantikan data pekerjaan AS ADP dan ISM service AS. Menurutnya, walau rupiah diperkirakan masih berpotensi menguat, namun akan terbatas karena penguatannya lebih didorong oleh koreksi pada dolar AS karena perkembangan seputar tarif. Ditambah, kata Lukman, dengan ketidakpastian kebijakan Trump seputar kanal Panama, Greenland, Gaza dan sebagainya, yang dinilai masih sangat akan terus membuat investor tidak nyaman. "Jadi menurut saya pada level sekarang, perlemahan dolar indeks sudah hampir sepenuhnya priced-in," sebutnya. Baca Juga: Tekanan Terhadap Rupiah Berlanjut, Dipengaruhi Kebijakan Trump Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi melanjutkan bahwa kekhawatiran tentang perang dagang masih mengintai seiring China yang bereaksi. China mengumumkan tarif balasan atas barang-barang AS, termasuk pungutan 15% atas batubara dan gas alam cair, dan tarif 10% atas minyak mentah, peralatan pertanian, dan kendaraan tertentu.