KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelesuan daya beli masih jadi sorotan, seiring dengan keluarnya kinerja perusahaan ritel. Ketika laba mayoritas emiten di Bursa Efek Indonesia naik 22,7% (Harian KONTAN, 7 April 2018), justru mayoritas perusahaan ritel tenggelam. Betul, mayoritas sektor ritel mencatatkan kenaikan penjualan. Terhitung hanya PT Matahari Putra Primba Tbk (MPPA), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang mencatatkan penurunan pendapatan. Dan hanya MPPA yang mengalami rugi bersih. Hanya saja, kekuatan daya beli tak mampu menutup lonjakan biaya. Mari kita tengok kelas minimarket. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Induk PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk misalnya turun sekitar 50% dari Rp 601,58 miliar di 2016 menjadi Rp 300,27 miliar di 2017. Meski pendapatan emiten pemilik Alfamart ini meningkat dari Rp 56,1 triliun menjadi Rp 61,46 triliun, kenaikan beban lebih besar.
Kekuatan daya beli kunci pemulihan ritel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelesuan daya beli masih jadi sorotan, seiring dengan keluarnya kinerja perusahaan ritel. Ketika laba mayoritas emiten di Bursa Efek Indonesia naik 22,7% (Harian KONTAN, 7 April 2018), justru mayoritas perusahaan ritel tenggelam. Betul, mayoritas sektor ritel mencatatkan kenaikan penjualan. Terhitung hanya PT Matahari Putra Primba Tbk (MPPA), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang mencatatkan penurunan pendapatan. Dan hanya MPPA yang mengalami rugi bersih. Hanya saja, kekuatan daya beli tak mampu menutup lonjakan biaya. Mari kita tengok kelas minimarket. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Induk PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk misalnya turun sekitar 50% dari Rp 601,58 miliar di 2016 menjadi Rp 300,27 miliar di 2017. Meski pendapatan emiten pemilik Alfamart ini meningkat dari Rp 56,1 triliun menjadi Rp 61,46 triliun, kenaikan beban lebih besar.