Kekuatan diaspora telah menjadi fenomena global



JAKARTA. Keberadaan kaum Diaspora Indonesia semakin diperhitungkan. Pemerintah memandang, Diaspora Indonesia menjadi aset bagi bangsa untuk membangun negara.

Pasalnya, mereka bisa menjadi peluang untuk membangun jejaring dan memberikan kontribusi bagi Indonesia. Nah jejaring yang dimiliki kaum Diaspora ini akan menjadi kekuatan dan pemberi peluang yang bermanfaat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, potensi Diaspora Indonesia tidak terlepas dari tampilnya kekuatan Diaspora sebagai fenomena global.


"Menurut PBB, kini ada sekitar 215 juta orang yang bekerja di luar negara kelahirannya. Ini sama besarnya dengan jumlah penduduk Brasil. Setiap tahun, sekitar 2 juta orang dari dunia berkembang pindah untuk belajar, bekerja atau berbisnis di negara lain," tutur  SBY di Jakarta Convention Center, Senin (29/8).

Kaum diaspora ini, kata SBY, terus memelihara ikatan batin dengan negara asalnya. Bahkan, masih menurut data PBB, devisa yang dikirim oleh Diaspora secara global mencapai sekitar US$ 500 miliar. Jumlah devisa yang diterima negara-negara berkembang dari Diaspora tiga kali lebih besar dari bantuan yang diberikan negara-negara maju. 

Untuk itu, menurut SBY, dalam menentukan strategi pembangunan ke depan, pemerintah Indonesia memandang sudah menjadi suatu keharusan untuk memiliki strategi Diaspora agar dapat memanfaatkan aset, jaringan dan brain power yang dimiliki Diaspora Indonesia. 

Karena itu, di sinilah letak strategis Kongres Diaspora yang diadakan di Jakarta. Menurut Presiden, dalam kongres pertama di Los Angeles, Amerika Serikat, telah berhasil menyulut semangat dan identitas Diaspora Indonesia. Maka, dalam Kongres Diaspora kedua kali ini Presiden berharap even ini harus bisa menjelmakan semangat menjadi sinergi.

"Sinergi antara segala potensi dan aset diaspora dengan segala potensi dan aset di Indonesia. Sinergi antara peluang-peluang yang ada di Indonesia dengan peluang-peluang yang ada dalam jaringan diaspora Indonesia," tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan