JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) menghitung tingkat investasi infrastruktur di Indonesia masih rendah, hanya 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Akibatnya kekurangan atau gap dana pembangunan infrastruktur Indonesia terus melebar.Deputy Chief Economist ADB Juzhong Zhuang bilang, hasil studi ADB menunjukkan kebutuhan dana pembangunan infrastruktur Indonesia selama 2016-2020 mencapai US$ 74 miliar. Angka itu memperhitungkan biaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.Nilai itu lebih tinggi dari estimasi di 2015 yang sebesar US$ 23 miliar. Artinya, kekurangan atau gap pembiayaan infrastruktur Indonesia sebesar US$ 51 miliar atau 5,1% dari PDB. Gap akan lebih kecil jika tidak memasukkan biaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang diperkirakan sebesar US$ 4 miliar.
Kekurangan dana infrastruktur kian besar
JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) menghitung tingkat investasi infrastruktur di Indonesia masih rendah, hanya 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Akibatnya kekurangan atau gap dana pembangunan infrastruktur Indonesia terus melebar.Deputy Chief Economist ADB Juzhong Zhuang bilang, hasil studi ADB menunjukkan kebutuhan dana pembangunan infrastruktur Indonesia selama 2016-2020 mencapai US$ 74 miliar. Angka itu memperhitungkan biaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.Nilai itu lebih tinggi dari estimasi di 2015 yang sebesar US$ 23 miliar. Artinya, kekurangan atau gap pembiayaan infrastruktur Indonesia sebesar US$ 51 miliar atau 5,1% dari PDB. Gap akan lebih kecil jika tidak memasukkan biaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang diperkirakan sebesar US$ 4 miliar.