JAKARTA. Defisit gula kristal putih atau yang lazim dikenal gula konsumsi yang terjadi tahun 2016 lalu diprediksi bakal berlanjut di tahun 2017 ini. Bahkan, defisit ini terasa semakin besar lantaran produksi gula tahun 2016 lalu yang turun, sedangkan kebutuhan untuk tahun 2017 meningkat. Berdasarkan perhitungan Kementerian Pertanian (Kemtan), produksi gula tahun lalu hanya 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhan gula tahun ini mencapai 2,75 ton. Dengan begitu, maka artinya bakal ada defisit sekitar 550.000 ton untuk tahun ini. Defisit juga terjadi tahun lalu karena realisasi produksi gula konsumsi tahun 2015 hanya 2,49 juta ton, sedangkan kebutuhan tahun 2016 sekitar 2,7 juta ton. Alhasil, ada kekurangan sekitar 210.000 ton.
Kekurangan gula konsumsi bisa berlanjut
JAKARTA. Defisit gula kristal putih atau yang lazim dikenal gula konsumsi yang terjadi tahun 2016 lalu diprediksi bakal berlanjut di tahun 2017 ini. Bahkan, defisit ini terasa semakin besar lantaran produksi gula tahun 2016 lalu yang turun, sedangkan kebutuhan untuk tahun 2017 meningkat. Berdasarkan perhitungan Kementerian Pertanian (Kemtan), produksi gula tahun lalu hanya 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhan gula tahun ini mencapai 2,75 ton. Dengan begitu, maka artinya bakal ada defisit sekitar 550.000 ton untuk tahun ini. Defisit juga terjadi tahun lalu karena realisasi produksi gula konsumsi tahun 2015 hanya 2,49 juta ton, sedangkan kebutuhan tahun 2016 sekitar 2,7 juta ton. Alhasil, ada kekurangan sekitar 210.000 ton.