KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangkaan pasokan chip semikonduktor yang memberi dampak besar pada industri otomotif nyatanya tak membuat lini bisnis asuransi kendaraan bermotor ikut terkena imbasnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto. Ia bilang, hingga saat ini kelangkaan chip belum berdampak terhadap lini bisnis kendaraan bermotor asuransi umum. "Dari data Gaikindo dan AISI posisi penjualan kendaraan bermotor roda empat naik 20% dibanding periode yang sama tahun lalu, meskipun penjualan kendaraan roda dua turun 8,3% tetapi tidak terlalu pengaruh karena preminya relatif kecil. Sejalan dengan hal tersebut kami optimis bahwa premi asuransi umum tetap tumbuh," kata Bern kepada kontan.co.id, Jumat (19/8).
Diwe mengakui, untuk penjualan motor memang turun, tapi belum bisa dipastikan apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari kelangkaan cip semikonduktor.
Baca Juga: Asuransi Perjalanan Jasindo Melesat 565% di Semester I-2022 Sebagai gambaran, hingga kuartal I/2022 pendapatan premi asuransi kendaraan mencapai sebesar Rp 4,74 triliun, tumbuh positif sebesar 19,4% di banding periode yang sama tahun 2021 yang mencapai sebesar Rp 3,97 triliun. Bern mengatakan, dalam menjaga kinerja pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor di tahun ini, selain tetap menjaga
prudent underwriting, kerjasama yang baik dengan penyedia kendaraan bermotor (dealer & showroom) dan pemberi dana (perusahaan pembiayaan dan perbankan) juga harus tetap dijaga dengan baik. Salah satu perusahaan asuransi umum PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) juga turut mencatatkan kenaikan perolehan produksi premi bruto secara konsolidasian untuk lini asuransi kendaraan bermotor, yaitu sebesar 13% atau mencapai Rp 200,76 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 177,73 miliar. Ery Widiatmoko, Direktur Pemasaran Asuransi Tugu menyampaikan, dengan melihat tren yang terjadi, maka pihaknya optimis penjualan kendaraan bermotor tahun 2022 akan mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu, hal ini juga akan memberikan dampak positif pada penjualan asuransi kendaraan bermotor perusahaan.
Baca Juga: Usung Semangat Kemerdekaan, BFI RUN 2022 Ajak 4.000 Pelari Sambut Era Baru "Kami juga optimis jumlah premi asuransi kendaraan motor sepanjang tahun 2022 akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2021," kata Ery. Di sisi lain, Tugu Insurance juga tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. Berbagai implementasi teknologi dilakukan untuk memberikan user experience terbaik bagi pelanggan selama 24/7 (24 jam 7 hari), dimulai dari proses penjualan, pembayaran, klaim, hingga apabila terjadi kendala pada saat melakukan perjalanan menggunakan kendaraan yang dimiliki. "Budaya untuk mengutamakan kebutuhan pelanggan terus dibangun pada setiap frontliners di seluruh touch point dengan pelanggan agar secara konsisten kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi," tambah Ery. Selain itu Tugu Insurance juga membangun kerja sama strategis dengan mitra bisnis untuk membantu penetrasi produk-produk asuransi kendaraan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan platform digital.
Baca Juga: Tugu Insurance Mencatatkan Pendapatan Premi Bruto Konsolidasian Rp 3,53 Triliun Perusahaan asuransi lain yang juga mencatkan pertumbuhan premi pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor yaitu Simas Insurtech yang hingga akhir Juli 2022 mencatatkan kenaikan hingga 114,3% menjadi sebesar Rp 30 miliar dari periode sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 14 miliar. Faktor pendorong peningkatan premi disebut Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana karena pihaknya banyak melakukan kerjasama baru dengan agregator asuransi dan situs jual beli mobil online juga marketplace. "Untuk kelangkaan supply/pasokan kendaraan bermotor tentu hanya mobil CBU yang terdampak dan dampaknya tidak cukup signifikan dari total kendaraan di market. Kelangkaan spare part juga tentunya tidak banyak pengaruhnya karena komponen dalam negeri sudah banyak tersedia dan ini sesuai regulasi juga tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," terang Teguh. Melihat tren yang cukup positif di pertengahan tahun ini, Teguh pun optimis pendapatan premi pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor akan terus meningkat. Simas Insurtech menargetkan perolahan hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 75 miliar.
Baca Juga: Telat Perpanjangan SIM, Ini Ancaman Sanksi yang Menanti Sementara itu, PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo mencatatkan penjualan asuransi kendaraan bermotor mencapai 107% di semester pertama 2022.
Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara mengatakan, pencapaian tersebut terdiri dari asuransi untuk kendaraan roda empat dan roda dua yang berasal dari bisnis nonleasing, leasing, dan bisnis strategis. “Penjualan ini cukup naik signifikan saat pandemi Covid-19 mulai melandai, khususnya pada asuransi kendaraan bermotor yang diminati oleh masyarakat,” kata Diwe. Karenanya Asuransi Jasindo menawarkan dua produk utama yang risikonya dijamin, comprehensive dan total loss only. keduanya relatif dekat dalam kehidupan masyarakat saat berlalu lintas. “Risiko-risiko yang ditanggung kerap ditemui oleh masyarakat setiap harinya. Sehingga dengan produk ini masyarakat cukup merasa aman atas kendaraan mereka,” kata Diwe. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli