KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencermati tren kenaikan harga mobil pada awal bulan ini. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyebut, sebenarnya di tiap tahun akan ada momen di mana para penjual mobil menyesuaikan harga jualnya. Penyesuaian harga tersebut, menurut dia, bukan hanya dipengaruhi oleh efek kelangkaan semikonduktor saja, melainkan juga terkait banyak hal seperti inflasi, pergerakan nilai tukar mata uang, dan kondisi ekonomi nasional. Pergerakan harga mobil di semester kedua pun masih akan bergantung pada faktor-faktor yang disebutkan tadi. Walau begitu, Gaikindo berharap harga mobil di Indonesia akan kembali normal.
“Kami berharap agar jangan ada kenaikan harga lagi,” ujar dia, Jumat (15/7).
Baca Juga: Terhadang Kelangkaan Komponen, Honda Prospect Motor (HPM) Naikkan Harga Jual Mobil Dalam catatan Gaikindo, penjualan mobil ritel (dealer ke konsumen) berada di level 465.252 unit di periode Januari-Juni 2022 atau meningkat 19,95%
year on year (yoy) dibandingkan realisasi penjualan selama Januari-Juni 2021 sebesar 387.844 unit. Khusus di bulan Juni 2022, penjualan mobil
retail nasional tercatat sebesar 83.573 unit atau naik 35,75%
month to month (mom) dibandingkan penjualan mobil di bulan Mei 2022 sebesar 61.560 unit. Pihak Gaikindo sendiri menargetkan penjualan mobil nasional bisa mencapai 900.000 unit pada tahun ini. Dihubungi terpisah, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) mengaku telah melakukan penyesuaian harga jual pada sejumlah produk mobilnya per 1 Juli 2022 lalu.
Head of Sales Operations and Product Management MBDI Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, penyesuaian harga jual tersebut tidak bisa dihindari oleh MBDI. Hal ini sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku, kelangkaan semikonduktor, perubahan nilai tukar, hingga inflasi.
Baca Juga: Harga Hyundai Stargazer Dibanderol Mulai dari Rp 243,3 Juta, Sudah Bisa Dipesan Sayangnya, ia tidak memerinci model Mercedes-Benz apa saja yang mengalami kenaikan harga jual. “Kenaikan harganya bervariasi antara Rp 5 juta sampai yang tertinggi Rp 70 juta,” imbuh dia, Jumat (15/7). Sebagai informasi, kemarin MBDI merilis model baru The All New C-Class yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp 970 juta sampai Rp 1,09 miliar. Dikutip dari situs resmi Mercedes-Benz Indonesia, sebagian besar produk Mercedes-Benz dijual dengan harga di atas Rp 1 miliar. Selain The All New C-Class, ada Mercedes-Benz E-Class yang dikenakan harga Rp 1,03 miliar—Rp 1,52 miliar. Lalu, Mercedes-Benz CLS sebesar Rp 1,85 miliar, Mercedes-Benz GLC sebesar Rp 1,16 miliar—Rp 1,45 miliar, Mercedes-Benz GLE sebesar Rp 1,67 miliar—Rp 2,04 miliar, Mercedes-Benz GLS sebesar Rp 2,37 miliar—Rp 6,52 miliar, hingga Mercedes-Benz S-Class sebesar Rp 2,63 miliar—Rp 5,90 miliar. Sebelumnya, PT Toyota Astra Motor (TAM) juga menyebut telah melakukan penyesuaian harga jual yang diberlakukan pada beberapa produk mobil Toyota di awal Juli 2022.
Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, penyesuaian harga jual mobil Toyota merupakan bagian dari kebijakan reguler yang dilakukan pabrikan asal Jepang tersebut. Faktor yang mempengaruhi kenaikan harga tersebut tentu banyak, misalnya perubahan biaya lantaran naiknya harga bahan baku di fasilitas manufaktur maupun perubahan nilai tukar mata uang.
Baca Juga: Harga Jual Mobil Naik di Pertengahan Tahun, Begini Penjelasan APM “Hal yang penting sebagai pertimbangan dalam penyesuaian harga ini adalah kami harus tetap menjaga
value ke masing-masing segmen produk,” terang dia, Kamis (14/7). Sebagai contoh, ada model yang mengalami penyesuaian harga karena ada peningkatan kualitas mobil seperti Toyota Calya, kemudian ada pula beberapa model yang tidak berubah harganya seperti Toyota Avanza dan Veloz.
Mengutip situs resmi Toyota Astra Motor, Toyota Calya dibanderol seharga Rp 158,30 juta. Sedangkan Toyota Avanza dan Veloz dihargai masing-masing sebesar Rp 233,10 juta dan Rp 286 juta. Secara sederhana, potensi penyesuaian harga jual pada mobil Toyota berjenis
completely knocked down (CKD) adalah sekitar Rp 1,2 juta—Rp 11,5 juta, sementara untuk mobil jenis
completely built up (CBU) adalah sekitar Rp 300.000—Rp 36,9 juta. “Untuk model mobil komersial, potensi penyesuaian harganya sekitar Rp 300.000 sampai Rp 17,3 juta,” tandas Anton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi