KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) otomotif menanggapi fenomena kelangkaan pasokan semikonduktor secara global yang terjadi sepanjang tahun ini. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menilai, kelangkaan semikonduktor terjadi pada seluruh industri yang berbasis penggunaan komponen elektronik, tak terkecuali otomotif. Namun, untuk saat ini, produksi pabrik Suzuki di Indonesia belum mengalami kendala akibat minimnya suplai semikonduktor. Dengan kata lain, kegiatan produksi mobil Suzuki masih berjalan seperti biasa. “Beberapa model menggunakan perangkat semikonduktor, contohnya All New Ertiga Hybrid dan XL7. Tapi, produksi kami masih berjalan sesuai rencana,” ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales, Senin (27/6).
Baca Juga: Atasi Kelangkaan Chip, Kemenperin Gandeng Jerman Kembangkan Pabrik Semikonduktor Salah satu langkah antisipasi SIS adalah meningkatkan level Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada produk-produk Suzuki yang dibuat di Indonesia, seperti All New Ertiga, XL7, New Carry Pick Up, dan APV. Hal tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi secara signifikan. Sementara itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) mengaku tidak begitu terpengaruh oleh kelangkaan semikonduktor lantaran 90% model Toyota di pasar Indonesia merupakan buatan lokal. “Alhasil, dampak tantangan ini masih bisa dikendalikan dan tidak terdampak ke semua model dengan kondisi yang berbeda-beda,” imbuh Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy, Senin (27/6). Memang, ada beberapa model baru Toyota di tahun ini yang ternyata menimbulkan waktu inden yang cukup lama, misalnya Land Cruiser, Voxy, dan Fortuner 4x4. Namun, inden tersebut lebih disebabkan oleh permintaan yang besar dari konsumen. Tantangan TAM saat ini ada pada meningkatnya kebutuhan mobilitas yang sejalan dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi. Oleh karena itu, Toyota memastikan ketersediaan mobil-mobilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada, khususnya segmen dengan volume pasar terbesar. “Kami juga terus memonitor bersama manufaktur untuk bisa memenuhi permintaan, termasuk model-model yang memiliki permintaan tinggi,” kata dia. PT Kreta Indo Artha (KIA), APM yang menjual mobil merek KIA di Indonesia turut merasakan dampak kelangkaan pasokan semikonduktor, terutama untuk unit mobil jenis
completely built up (CBU). KIA juga mengaku terdapat inden yang dirasakan sebagian konsumen tatkala memesan produk mobil tersebut. “Inden yang terjadi beragam lama waktunya,” tukas Marketing and Development Division Head Kreta Indo Artha Ario Soerjo, hari ini.
Baca Juga: Sambut Presiden Jerman, Menperin Beberkan Peluang Kerja Sama Industri Dua Negara Ia pun berharap kendala kelangkaan pasokan semikonduktor yang terjadi secara global dapat segera selesai agar produksi dan penjualan mobil KIA dapat kembali stabil.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, kelangkaan semikonduktor dapat mempengaruhi penjualan mobil nasional di tahun ini. Kendala tersebut umumnya lebih sering terjadi pada mobil-mobil CBU dan mobil-mobil mewah. “Sebab, mobil tersebut memiliki banyak fitur dengan perangkat semikonduktor,” ucapnya, hari ini. Gaikindo sendiri tetap berharap penjualan mobil dapat terus meningkat di sisa tahun ini. Target Gaikindo, penjualan mobil nasional dapat mencapai 900.000 unit di tahun 2022. Per bulan Mei 2022, penjualan
wholesales mobil nasional telah mencapai 396.153 unit. Namun, secara bulanan, penjualan mobil turun dari 82.879 unit di bulan April menjadi 49.453 unit di bulan Mei. Sedangkan, penjualan mobil kategori retail telah mencapai 381.677 unit hingga Mei 2022. Secara bulanan, penjualan mobil di kategori ini juga turun dari 81.615 unit di bulan April menjadi 61.558 unit di bulan Mei. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .