Kelangsungan Usaha Tidak Pasti, BEI Suspensi Saham Cipta Selera Murni (CSMI)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham emiten pengelola jaringan restoran Texas Chicken atau PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) mulai 21 Maret 2023.

Berdasarkan pengumuman BEI, Selasa (21/3), suspensi ini dilakukan karena tidak dipenuhinya kewajiban PT Cipta Selera Murni Tbk.(CSMI) dan adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha perseroan, maka BEI memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek CSMI. 

"Penghentian sementara perdagangan efek PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 21 Maret 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," tulis Bursa. 


Adapun, saham CSMI berada di level Rp 3.150 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 2,57 triliun.  

Baca Juga: BEI Siapkan Papan Pemantauan Khusus, Saham Apa Saja yang Berpotensi Masuk?

Sebelumnya, manajemen CSMI mengungkapkan rencananya untuk menjual mayoritas saham. Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana perbaikan kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. 

Direktur Cipta Selera Murni Radino Miharjo mengatakan Kinerja perseroan untuk 2022 membukukan pendapatan sebesar Rp 51,7 miliar

Radino menjelaskan bahwa sejauh ini CSMI masih mengelola 12 restoran yang berlokasi di Manado, Samarinda dan Kendari. 

Selain itu, dia memastikan bahwa CSMI berkewajiban untuk memenuhi kewajiban kepada kreditor dan supplier. Meski tidak dibayarkan secara keseluruhan kewajiban yang ada, tapi CSMI tetap melakukan cicilan terhadap kewajiban tersebut.

Adapun strategi yang disiapkan CSMI dalam tahun 2022 sampai akhir 2023 untuk memenuhi sejumlah kewajiban kepada bursa, termasuk upaya untuk memperbaiki kinerja agar membukukan laba. 

Baca Juga: BEI Suspensi 12 Saham Karena Menunggak Iuran Tahunan, Ini Kata Pengamat Pasar Modal

Pada kuartal I 2023, CSMI merencanakan identifikasi semua kewajiban yang belum terbayarkan, penyampaian laporan keuangan 2022, dan melakukan pembayaran atas denda-denda yang menjadi kewajiban. 

“Kemudian di kuartal II/2023 melaksanakan strategi perusahaan dengan penjualan saham mayoritas,” tulis Radino dalam keteranganya (7/3).

Pada kuartal III 2023, Aset masuk dan mulai beroperasi penuh, kemudian reorganisasi aksi korporasi akan diterapkan di penghujung 2023. 

“Kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan working capital dan reimage. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cashflow yang cukup untuk perputaran modal kerja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli