Kelar Pemenuhan Modal Inti, OJK Sebut Tren Konsolidasi Perbankan Bakal Berlanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan agar bank memenuhi modal inti Rp 3 triliun di penghujung 2022. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan berdasarkan rencana yang disampaikan ke OJK, hampir semua bank bisa memenuhi ketentuan tersebut. 

“Sebagian kecil sedang listing proses rights issue di pasar modal. Bila ditambah dengan upaya merger dan sebagainya, ini memang tinggal satu dan dua bank saja yang perlu didorong. Saya optimis pada akhirnya akan selesai pada waktunya,” kata Dian secara virtual pada Selasa (16/12). 

Lanjut Dian, setelah pemenuhan Rp 3 triliun proses konsolidasi perbankan tidak akan berhenti. Regulator akan terus memantau kondisi pasar dan global untuk merespon bentuk industri perbankan yang dibutuhkan. 


“Kita akan lakukan semacam riset atau tes kebutuhan ekonomi mengenai sebesar besar jumlah bank yang dibutuhkan di Indonesia agar bisa bekerja lebih kompetitif dan efisiensi. Sehingga masih butuh untuk menentukan berapa banyak bank umum dan BPR, untuk dukung ekonomi yang dinamis dan tumbuh dari waktu ke waktu,” paparnya. 

Baca Juga: Bank Hijra Resmi Meluncur Jadi Bank Digital

Oleh sebab itu, OJK akan melihat perkembangan berikutnya. Namun, dengan pemenuhan modal inti Rp 3 triliun ini, ia optimis perbankan bisa memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian. 

Juga memiliki daya tahan yang lebih kuat dari ancaman ekonomi nasional maupun global. Sedangkan secara kinerja, bank dengan penguatan modal inti tersebut, Dian optimis bank bisa lebih ekspansif lagi. 

Adapun salah satu bank yang hendak melanjutkan konsolidasi di tahun depan adalah PT Bank JTrust Indonesia Tbk. Bank bersandi saham BCIC ini akan terus mencari rekan atau partner di tahun mendatang. 

“Karena kita butuh partner tidak hanya penuhi modal inti Rp 3 triliun. Tapi saham JTrust Group itu sangat dominan, sehingga ada keinginan untuk cari kerja sama untuk kembangkan bank ini bisa lebih baik,” kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank JTrust Helmi A Hidayat pada pekan lalu. 

Memang untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun jelang akhir 2022, Helmi telah menyiapkan tiga strategi dalam penambahan modal ini. Pertama, mencari investor potensial yang bersiap menyuntikkan dana segar ke bank.  

Kedua, opsi melakukan merger dan akuisisi dengan bank lain. Bila dua opsi ini tidak terpenuhi, maka pemegang saham pengendali akan melakukan penambahan modal. 

“Opsi pertama dan kedua memang sudah kami jajaki, sejauh ini belum ada belum titik temu dengan pemegang saham pengendali. Kami memberikan target hingga pertengahan Desember 2022, kalau belum dapat juga, maka pemegang saham utama akan menambah modal inti sekitar Rp 300 miliar,” ujar Helmi. 

Baca Juga: Kredit Tumbuh 11,95% Per Oktober, OJK Beberkan Kualitas Kredit Membaik

Ia menjelaskan, dana itu akan dikucurkan melalui skema dana setor modal, lalu BCIC akan menggelar rights issue pada 2023. Helmi menekankan rencana tersebut juga sudah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

“Opsi satu dan dua itu sudah kami lak, sudah jajaki beberapa Bank BUKU 2 yang modalnya di bawah Rp 2 triliun. Tapi kan tetap kembali pada andil penjual dan pembeli, dan mereka rata-rata tidak hanya tawarkan ke kita tapi bank lain,” jelasnya. 

Ia mengaku, beberapa dari bank yang diincar tersebut telah diambil oleh investor baru seperti dari perusahaan teknologi. Helmi menjelaskan akan melanjutkan mencari partner ini di tahun mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi