Banyak pelaku usaha yang menggunakan Facebook untuk berbisnis, bahkan sebelum jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini melahirkan fitur Fanpage. Maklum, pengguna Facebook paling banyak dibanding media sosial lain. Yukka Herlanda, pendiri Brodo, toko
fashion pria
online, bilang, Facebook sudah menjadi bagian hidup atau
social layer hampir semua orang, walau interaksinya enggak seheboh lima tahun lalu. "Kalau untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Facebook masih okelah untuk jualan, dan range target usianya 19 tahun sampai 35 tahun," kata pria 27 tahun yang mulai berjualan dari Facebook.
Nah, keberadaan Fanpage mendorong banyak pebisnis lebih memilih memanfaatkan fitur ini ketimbang akun. Sebab, Fanpage lebih praktis. Pengguna Facebook tinggal nge-like tanpa perlu menjadi teman. Dengan Fanpage, pengusaha juga bisa mendapatkan fans sebanyak-banyaknya, tanpa batasan. Beda dengan akun yang dibatasi 5.000 user. Kelebihan lain berjualan di Facebook: Anda bisa mengulas produk lebih detail dan panjang. Fitur Comment memudahkan Anda melihat feedback atawa umpan balik dari calon konsumen atau testimoni dari para pelanggan. "Namun, jika tidak merawat akun maupun Fanpage Facebook dengan baik, pelanggan bisa kecewa," kata Anas Faizurahman, pemilik Asibayi.com, toko peralatan bayi dan ibu menyusui
online. Itu sebabnya, Anda mesti punya tenaga khusus yang fokus merawat dan menjaga akun ataupun Fanpage merek dagang di Facebook. Anas setidaknya punya 15 karyawan yang mengelola akun dan Fanpage Facebook Asibayi secara bergiliran. Soalnya, ia bukan cuma menjajakan produk di Facebook, juga menjawab komentar yang masuk lewat Comment dan menerima order melalui fitur Messages. Hanya, Anas mengungkapkan, Facebook punya jam tayang utama alias
prime time. "Kalau jualan di Facebook antara jam 10 pagi hingga 12 siang merupakan waktu yang pas untuk mulai
posting karena di jam itu banyak yang akses Facebook," ucap dia. Toh, Facebook sebagai lokasi jualan tetap punya kelemahan. Menurut Nukman Luthfie, pengamat media sosial, meski bisa menyedot fans sebanyak-banyaknya,
posting melaui fitur Fanpage tidak berbayar hanya bisa meraih 1/6 dari total liker. "Gratisan hanya segitu. Kalau mau seluruhnya terjangkau, ya, harus bayar," katanya. Selain itu, Yukka menambahkan, saat ini tingkat impresi pengguna Facebook terhadap produk sudah anjlok dalam. Sekarang, setiap
posting konten, hanya meraih 1%–2% dari total
liker Fanpage Brodo.
Soalnya, semakin banyak orang yang buka lapak di Facebook dan
posting konten. Cuma, kalau terlalu sering
posting konten bisa menjadi bumerang. Para pengguna Facebook bakal menganggap konten itu sebagai
spam atawa sampah. Meski begitu, "Dari sisi
engagement kami masih mengandalkan Facebook," tegas Yukka.
(Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News