JAKARTA. Membludaknya produksi menyebabkan prospek nikel tahun ini cenderung muram. Meski demikian, data ekonomi China dapat menjadi sentimen pendorong harga nikel dalam jangka pendek. Mengutip
Bloomberg, Kamis (14/4) kontrak harga nikel pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,11% ke level US$ 8.995 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, nikel menanjak 7,2%. Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, laporan cadangan nikel di LME pada Rabu (13/4) menurun jadi 427.200 ton dari sebelumnya 428.700 ton, jadi sentimen positif.
Di samping itu, data ekonomi Tiongkok yang diumumkan dalam sepekan terakhir ikut membuat harga nikel tersenyum. Data manufaktur China yang akhirnya tumbuh setelah sembilan bulan, menjadi pendorong utama. Andri mengatakan, kondisi nikel mirip dengan komoditas logam lain, seperti tembaga dan aluminium. Komoditas tersebut sangat tergantung pada aktivitas industri, manufaktur, infrastruktur dan properti. "Faktor lain adalah menguatnya harga minyak mentah dunia yang juga berimbas pada kenaikan harga komoditas lain," papar Andri. Sayang, perbaikan ekonomi China yang sudah mulai terlihat belum dapat menjamin prospek cerah harga nikel hingga akhir tahun. IHS Inc memperkirakan, rata-rata harga nikel tahun ini berada di level US$ 8.927 per metrik ton atau turun 25% dibanding harga tahun 2015. Cadangan nikel di LME saat ini sudah naik lima kali lipat dibandingkan dengan tahun 2011. Meski pasokan nikel dari Indonesia menyusut akibat larangan ekspor, pasar dibanjiri pasokan dari Filipina. Goldman Sachs Group memprediksi, surplus pasokan nikel tahu ini akan mencapai 90.000 ton. Pada semester II, ada peluang harga nikel menguat.
Namun, pergerakannya akan bergantung arah kebijakan ekonomi, baik dari China, Eropa maupun Amerika Serikat (AS). Prediksi Andri, harga nikel akhir tahun akan berada di bawah US$ 8.927 per metrik ton. Secara teknikal Andri melihat, harga nikel bergerak di atas MA 50 dan MA100, tapi masih di bawah MA200. Indikator relative strength index (RSI) menguat dan berada di atas level 50. Demikian juga dengan indikator stochastic. Sementara indikator moving average cinvergence divergence (MACD) bergerak di area positif. Andri memprediksi, harga nikel sepekan ke depan menguat pada rentang US$ 8.805 –US$ 8.997 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie