Selincah-lincahnya tupai melompat, pada waktunya akan jatuh juga. Tupai boleh pandai menaklukkan ranting dan mengelabuhi pemburu. Tapi ingat, hanya karena tiupan angin sepoi bisa bikin tupai tertidur pulas dan membuatnya tersungkur ke tanah. Itulah peribahasa yang acap disematkan pada seseorang yang hebat bersiasat dalam suatu perkara, namun harus mawas diri karena bisa jadi gara-gara hal sepele bisa menjatuhkan martabatnya. Hari-hari ini peribahasa tersebut jadi kosakata perbincangan publik. Khususnya, dikaitkan dengan sepak terjang ketua DPR Setya Novanto yang acap lolos dari jerat yang mengimpitnya. Politisi kawakan tersebut sudah banyak diterpa isu tak sedap yang mengancam jabatannya. Namun ia begitu licin sehingga tetap bergeming di singgasana kekuasaannya. Pada mulanya Novanto bermanuver dengan menghadiri kampanye kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pada September 2015. Tindakannya menjadi sorotan karena dianggap tak mencerminkan wakil rakyat. Namun bukan Novanto kalau tak pandai berkilah. Sejuta alasan dikemukakan hingga akhirnya Majelis Kehormatan Dewan (MKD) hanya memberikan teguran tertulis. Novanto selamat.
Kelit licin Setya Novanto
Selincah-lincahnya tupai melompat, pada waktunya akan jatuh juga. Tupai boleh pandai menaklukkan ranting dan mengelabuhi pemburu. Tapi ingat, hanya karena tiupan angin sepoi bisa bikin tupai tertidur pulas dan membuatnya tersungkur ke tanah. Itulah peribahasa yang acap disematkan pada seseorang yang hebat bersiasat dalam suatu perkara, namun harus mawas diri karena bisa jadi gara-gara hal sepele bisa menjatuhkan martabatnya. Hari-hari ini peribahasa tersebut jadi kosakata perbincangan publik. Khususnya, dikaitkan dengan sepak terjang ketua DPR Setya Novanto yang acap lolos dari jerat yang mengimpitnya. Politisi kawakan tersebut sudah banyak diterpa isu tak sedap yang mengancam jabatannya. Namun ia begitu licin sehingga tetap bergeming di singgasana kekuasaannya. Pada mulanya Novanto bermanuver dengan menghadiri kampanye kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pada September 2015. Tindakannya menjadi sorotan karena dianggap tak mencerminkan wakil rakyat. Namun bukan Novanto kalau tak pandai berkilah. Sejuta alasan dikemukakan hingga akhirnya Majelis Kehormatan Dewan (MKD) hanya memberikan teguran tertulis. Novanto selamat.