Kelola 20 Pabrik, Begini Cara Pengolahan Air di Pabrik Danone Indonesia



KONTAN.CO.ID - KLATEN. Danone Indonesia melalui PT Tirta Investama hingga pertengahan 2024 ini telah mengelola 20 pabrik Aqua yang tersebar di 8 provinsi di Indonesia.

Salah satu pabriknya berlokasi di Klaten. Pabrik seluas 5,4 hektar ini beroperasi untuk melayani permintaan Aqua di kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya. Pabrik tersebut juga telah menggunakan listrik solar panel untuk melaksanakan pengembangan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

"Kita meyakini bahwa untuk menyehatkan masyarakat, kita perlu memastikan bumi itu terlebih dahulu yang sehat," kata Head of Climate and Water Stewards Danone Indonesia, Ratih Anggraini kepada wartawan di Taman Kehati Aqua, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (23/7).


Dalam kunjungan ke pabrik Aqua Klaten, Aqua menjelaskan bahwa proses produksi air minumnya diambil dari hulu di Gunung Merapi yang alirannya sampai ke sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Aqua Pastikan Akses Air Bersih dan Sanitasi bagi Masyarakat di 46 Kabupaten

"Seluruh air Aqua itu berasal dari akuifer (lapisan yang terdapat di bawah tanah) tertekan atau akuifer yang terlindungi. Ini kan ada lapisan yang kedap ya, sehingga tidak akan mengalami atau terkontaminasi dari lapisan yang lain, juga tidak akan mengganggu keberlanjutan air yang berada di akuifer paling atas atau biasa disebut akuifer bebas," jelasnya. 

Di pabrik yang sama, proses pengemasan ke dalam botol juga dilakukan dengan teknologi tinggi dan minim sentuhan manusia. Hal ini dilakukan untuk menjaga sterilitas dan kebersihan produk. 

Aqua menjelaskan,  air yang diproduksi tersebut dipilih berdasarkan sembilan kriteria, lima tahapan, dan sudah melalui penelitian selama satu tahun lamanya sebelum diproduksi dan diedarkan ke masyarakat.

Baca Juga: Lakukan Konservasi, Aqua Targetkan Efisiensi Penggunaan Air Mencapai 50% Pada 2030

Adapun sembilan kriteria itu terdiri dari aliran air, parameter fisik, parameter kimia, parameter mikrobiologi, linkungan mata air, stabilitas fisik, stabilitas kimia, kesinambungan sumber air, dan infrastruktur.

Sementara lima tahapan penelitian itu di antaranya identifikasi dan uji kelayakan, studi geologi, studi geolistik, eksplorasi, dan pendayagunaan sumber air.

Ratih mengatakan pihaknya juga mempunyai kewajiban mengembalikan lebih banyak air dari yang diambil untuk keberlangsungan khususnya di masyarakat dengan cara melakukan penanaman pohon di bagian hulu.

Di sisi lain, kemasan yang digunakan juga lebih ramah lingkungan dengan menggunakan 100% botol plastik daur ulang sehingga menimbulkan jejak karbon yang lebih rendah.

"Botol-botol tersebut didapat dari botol plastik bekas yang nantinya diolah kembali untuk menjadi kemasan Aqua yang baru," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih