JAKARTA. PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana investasi kurang lebih US$ 1 miliar per tahun untuk pengoperasian Blok Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur. Dana tersebut diklaim Pertamina untuk melanjutkan pengoperasian dan penambahan produksi. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, kebutuhan investasi tersebut akan digunakan untuk melanjutkan dua hal. "Pertama melanjutkan kebutuhan untuk pengoperasian, dan penambahan eksplorasi untuk menaikkan kapasitas," ujarnya di Gedung DPR, Selasa (3/2). Untuk pendanaan tersebut, Pertamina bakal menggandeng bank BUMN. Sejauh ini kata Dwi, Perbankan baik nasional maupun internasional telah menyatakan dukungannya. "Saat ini sudah ada bank konsorsium BUMN maupun internasional, kita belum menentukan. Tapi mereka menyatakan siap," ungkapnya. Terkait proses pengambilalihan Blok Mahakam yang sebelumnya di kuasai oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corp, Dwi mengatakan saat ini timnya sedang mempersiapkan proposal yang akan diserahkan ke Kementerian ESDM. "Target pertengahan atau paling lambat akhir Februari sudah kami serahkan perencanaan detail. Ada 12 chapter, cukup banyak yang disiapkan ke Kementerian ESDM," katanya. Terkait pembagian porsi ke pihak lain, Dwi mengatakan akan memperhatikan hal-hal yang terkait kebutuhan Pertamina dan kerjasama dengan pihak-pihak yang lain. "Untuk daerah menurut Undang-Undang itu wajib saat sudah mulai pengoperasian. Nanti, akan kita bicarakan tentunya Pemda menjadi perhatian kami apakah dapat 10% atau bagaimana nanti akan dibicarakan," tandas dia. Dwi menegaskan, yang utama adalah Pertamina saat ini masih menunggu kepastian mengenai apakah Pertamina akan ditunjuk atau tidak untuk pengoperasian Blok Mahakam tersebut.
Kelola Blok Mahakam, Pertamina butuh US$ 1 miliar
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana investasi kurang lebih US$ 1 miliar per tahun untuk pengoperasian Blok Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur. Dana tersebut diklaim Pertamina untuk melanjutkan pengoperasian dan penambahan produksi. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, kebutuhan investasi tersebut akan digunakan untuk melanjutkan dua hal. "Pertama melanjutkan kebutuhan untuk pengoperasian, dan penambahan eksplorasi untuk menaikkan kapasitas," ujarnya di Gedung DPR, Selasa (3/2). Untuk pendanaan tersebut, Pertamina bakal menggandeng bank BUMN. Sejauh ini kata Dwi, Perbankan baik nasional maupun internasional telah menyatakan dukungannya. "Saat ini sudah ada bank konsorsium BUMN maupun internasional, kita belum menentukan. Tapi mereka menyatakan siap," ungkapnya. Terkait proses pengambilalihan Blok Mahakam yang sebelumnya di kuasai oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corp, Dwi mengatakan saat ini timnya sedang mempersiapkan proposal yang akan diserahkan ke Kementerian ESDM. "Target pertengahan atau paling lambat akhir Februari sudah kami serahkan perencanaan detail. Ada 12 chapter, cukup banyak yang disiapkan ke Kementerian ESDM," katanya. Terkait pembagian porsi ke pihak lain, Dwi mengatakan akan memperhatikan hal-hal yang terkait kebutuhan Pertamina dan kerjasama dengan pihak-pihak yang lain. "Untuk daerah menurut Undang-Undang itu wajib saat sudah mulai pengoperasian. Nanti, akan kita bicarakan tentunya Pemda menjadi perhatian kami apakah dapat 10% atau bagaimana nanti akan dibicarakan," tandas dia. Dwi menegaskan, yang utama adalah Pertamina saat ini masih menunggu kepastian mengenai apakah Pertamina akan ditunjuk atau tidak untuk pengoperasian Blok Mahakam tersebut.