Kelolaan reksadana syariah menurun



JAKARTA. Nilai dana kelolaan di produk reksadana syariah selama November 2011 lalu menurun tipis. Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, per akhir November total asset under management (AUM) reksadana syariah turun 0,09% menjadi Rp 5,49 triliun.

Penurunan dana terbesar terjadi di reksadana saham yang nilainya tergerus 3,4% menjadi Rp 1,54 triliun dibandingkan Oktober 2011. Berikut, reksadana terproteksi yang tergerus 0,42% menjadi Rp 2,13 triliun. Sedangkan jenis reksadana syariah lain yaitu campuran dan pendapatan tetap masing-masing naik 1,5% dan 7,7% dalam sebulan.

Agus B. Yanuar, Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen, memperkirakan, penyebab penurunan AUM reksadana syariah adalah aksi para investor institusi yang mempercantik laporan keuangan akhir tahun, atau biasa disebut window dressing.


Jadi, investor menjual alias redemption reksadana untuk merealisasikan keuntungan. "Setiap akhir tahun beberapa investor institusi memang membukukan keuntungan yang sudah diraih," ujar Agus, Selasa (20/12).

Fajar Hidayat, Direktur Trimegah Aset Manajemen, menilai, penurunan aset reksadana syariah industri masih termasuk wajar. Ini juga tidak terlepas dari fluktuasi pasar keuangan yang mempengaruhi putusan investasi para investor. "Dana kelolaan kami sepanjang November cenderung stagnan, tidak banyak berubah," ujar dia.

Toh, cenderung lambatnya pertumbuhan reksadana syariah tidak membuat manajer investasi berhenti berinovasi. Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, menuturkan, tahun depan Manulife sudah menyiapkan beberapa rencana penerbitan reksadana syariah baru.

Penerbitan produk baru itu otomatis ikut mendongkrak nilai dana kelolaan reksadana. "Secara keseluruhan kami menargetkan pertumbuhan AUM tahun depan mencapai 20%," kata dia. Saat ini total AUM Manulife mencapai Rp 10,5 triliun.

Sedangkan Samuel belum berniat meluncurkan produk reksadana syariah baru. Saat ini, Samuel mengelola reksadana syariah berjenis pendapatan tetap dan saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini