JAKARTA. Tahun ini industri reksadana syariah lesu. Infovesta Utama mencatat, per November 2015, dana kelolaan reksana syariah sejumlah Rp 11,52 triliun, menyusut Rp 250 miliar atau 2,12% dibandingkan akhir tahun lalu. Meski dua bulan terakhir pasar mulai pulih, belum mampu menyamai posisi kelolaan tahun lalu. Penurunan dana kelolaan industri reksadana syariah terutama dipicu jebloknya kelolaan reksadana saham syariah sebanyak Rp 1,01 triliun, menjadi Rp 5,58 triliun per November lalu. Selain itu, dana kelolaan reksadana terproteksi syariah juga berkurang Rp 150 miliar pada periode yang sama.
Namun, dana kelolaan reksadana jenis lain berhasil naik. Seperti, kelolaan reksadana syariah pasar uang yang bertambah Rp 378 miliar, lalu reksadana syariah campuran naik Rp 7 miliar dan kelolaan reksadana pendapatan tetap tumbuh Rp 209 miliar. Analis Infovesta Utama Mark Prawirodidjojo mengatakan, penurunan dana kelolaan akibat koreksi pasar saham yang menjadi aset dasar reksadana syariah saham. Pada periode yang sama, Jakarta Islamic Index (JII) terkoreksi sebesar 16,10%. "Meski begitu, investor masih masuk ke reksadana syariah yang ditunjukkan dengan bertambahnya total unit penyertaan sebesar 20,36% per November," ujar Mark. Imbal hasil minus Koreksi pasar saham juga menyeret kinerja reksadana saham syariah. Infovesta mencatat, indeks return reksadana saham syariah minus 20,49% year to date (ytd) 16 Desember 2015. Imbal hasil reksadana campuran syariah juga minus 11,74%. Tapi Mark menilai, kinerja reksadana syariah bisa terkerek hingga tutup tahun ini. Penyokongnya, kenaikan suku bunga The Fed yang direspons positif oleh para pelaku pasar dan
window dressing di akhir tahun. "Apalagi, inflasi terjaga di bawah target Bank Indonesia. Ini bisa menopang kinerja reksadana," terang Mark. Tahun depan, kinerja reksadana syariah bisa positif. Sebab, ekonomi Indonesia diperkirakan lebih baik dibandingkan 2015. Terutama setelah adanya sederet paket kebijakan pemerintah Ia memperkirakan, tahun depan, reksadana saham syariah bisa membagikan return maksimal sekitar 11%-16%.
Lalu,
return reksadana syariah campuran dan pendapatan tetap masing-masing diperkirakan 10%-14%, dan 7%-8%. Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menyarankan, investor mengoleksi reksadana pendapatan tetap syariah di tengah fluktuasi pasar.
Head of Operation and Business Development Panin Asset Management Rudiyanto menyatakan, investor bisa beli reksadana saham syariah, jika memiliki tujuan investasi di atas lima tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie