Kelompok G7 Berjanji Tingkatkan Langkah Menuju Energi Terbarukan dan Nol Karbon



KONTAN.CO.ID - SAPPORO. Para menteri energi dan lingkungan hidup dari Kelompok G7 berjanji untuk mempercepat peralihan ke arah energi yang lebih bersih dan terbarukan.

Meski demikian, mereka belum menetapkan jadwal untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batubara saat dalam pertemuan selama dua hari di kota Sapporo, Jepang utara.

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat G7 mengeluarkan sebuah komunike yang menjelaskan komitmen mereka. Dokumen setebal 36 halaman itu disiapkan sebelum pertemuan puncak G7 yang akan diadakan di Hiroshima pada bulan Mei.


Baca Juga: Anggota G7 Akan Bahas Standar Mata Uang Digital dan Regulasi Kripto

“Menyadari krisis energi global saat ini dan gangguan ekonomi, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mempercepat transisi energi bersih menuju nol emisi karbon paling lambat tahun 2050,” demikian isi komunike, dilansir AP News pada Minggu (16/4).

Seruan itu muncul ketika China dan negara-negara berkembang lainnya meningkatkan tuntutan untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dalam menghapus bahan bakar fosil dan menstabilkan harga serta pasokan energi di tengah dampak konflik Rusia dan Ukraina.

Dokumen yang diterbitkan pada hari Minggu itu menegaskan kembali betapa pentingnya tindakan segera untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai sektor energi listrik yang sebagian besar didekarbonisasi pada tahun 2035.

Para menteri sepakat untuk memprioritaskan langkah-langkah menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak berkelanjutan.

“Kami menyerukan dan akan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengakhiri proyek-proyek pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak berkelanjutan di seluruh dunia sesegera mungkin untuk mempercepat transisi energi bersih dengan cara yang adil,” demikian yang tertulis dalam komunike.

Adapun masalah penetapan jadwal untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara tersebut memang menjadi masalah yang sudah lama ada. Apalagi Jepang masih bergantung pada batubara untuk hampir sepertiga dari pembangkit listriknya.

Meski begitu, Jepang juga mempromosikan penggunaan batubara bersih, yang menggunakan teknologi menangkap emisi karbon dan menghasilkan hidrogen.

Nantinya ketika digunakan sebagai bahan bakar, teknologi tersebut hanya akan menghasilkan air sebagai hasil dari pembakaran.

Baca Juga: Anggota G7 Akan Bahas Standar Mata Uang Digital dan Regulasi Kripto

Seperti diketahui, negara-negara G7 menyumbang 40% dari aktivitas ekonomi dunia dan seperempat dari emisi karbon global.

Tindakan mereka sangat penting, namun demikian juga dukungan mereka sangat diperlukan terhadap negara-negara yang kurang mampu yang seringkali jadi imbas perubahan iklim dan memiliki sumber daya yang paling sedikit untuk memitigasi dampak tersebut.

Editor: Yudho Winarto